Makalah Kelompok Sosial Dalam Masyarakat

 BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita memahami bahwa manusia adalah makhluk sosial dan karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Sehingga untuk melangsungkan kehidupannya, manusia senantiasa hidup berkelompok. Ini bukan karena tak ada alasannya. Manusia cenderung hidup berkelompok salah satunya dikarenakan untuk mempermudah pekerjaannya karena setiap manusia akan saling membantu manusia lainnya jika manusia tersebut butuh bantuan. Kemudian alasan lainnya ialah karena faktor kepentingan yang sama. 

Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti mempunyai sebuah tujuan atau motto hidup. Tak dapat di pungkiri tujuan hidup tiap manusia berbeda beda jenisnya, namun ada kalanya beberapa tujuan yang sama. Sesama manusia yang mempunyai tujuan hidup yang sama cenderung saling bergabung. Ini mungkin dikarenakan kepentingan yang sama dalam menggapai tujuan tersebut. Kelompok sosial tersebut contohnya ada kelompok berburu, kelompok tani, kelompok arisan, kelompok belajar, kelompok pecinta lingkungan hidup, dll. 

Seiring dengan perjalanannya, ada dua sifat kelompok sosial yang berkembang di sekitar masyarakat, yaitu kelompok yang positif dan kelompok yang negatif. Dilihat dari namanya, keduanya sudah terlihat sangat bertolak belakang. Kepribadian kita salah satunya terbentuk dari kelompok sosial di atas. Baik buruknya kepribadian kita tergantung pada kelompok yang kita masuki.

B. Rumusan Masalah

  1. Apa saja jenis kelompok sosial ?
  2. Bagaimana proses terbentuknya kelompok sosial ?
  3. Apa contoh kelompok sosial di masyarakat ?
  4. Ciri – ciri kelompok sosial ?
  5. Apa pengaruh kelompok sosial terhadap kegiatan individu sebagai anggota kelompok sosial  ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis – jenis Kelompok Sosial

Kita memahami bahwasanya manusia adalah makhluk sosial, karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Untuk melangsung-kan kehidupannya manusia senantiasa hidup berkelompok. Ada kelompok berburu, kelompok tani, kelompok arisan, kelompok belajar, kelompok pecinta lingkungan hidup, dan lain-lain. Selanjutnya, seseorang mungkin dilahirkan di rumah sakit, dididik di sekolah formal, mencari nafkah dengan bekerja di suatu perusahaan, mengadakan kegiatan sosial dengan aktif di organisasi kemasyarakatan dan sebagainya diatur oleh institusi / organisasi tertentu. Dengan demikian, kehidupan manusia tidak lepas dari sosial kemasyarakatan yang dimanifestasikan dalam kelompok sosial. Selanjutnya perlu kita bahas secara mendalam mengenai kelompok sosial. Jenis – jenis kelompok Sosial adalah sebagai berikut :

  1. Kelompok Sosial Primer
    Dalam kelompok sosial primer memiliki hubungan yang bersifat personal dan akrab antara anggotanya. Dalam kelompok ini orang melakukan aktivitas dan memiliki waktu secara bersama, sehingga mereka dapat saling mengenal antara satu sama lain secara personal dan akrab. Mereka saling memperhatikan kesejahteraan satu sama lainnya. Selain karena relasi yang akrab antara anggota, kelompok sosial primer merupakan tempat dimana seorang individu berjumpa dengan pengalaman-pengalaman sosial yang pertama. Dalam kelompok sosial primer ini seorang individu mengalami hidup untuk pertama kalinya. Kekuatan dan hubungan utama ini memberikan individu-individu rasa aman dan damai. Anggota-anggota dalam kelompok utama ini menyediakan pendapatan pribadi bagi yang lainnya, termasuk keuangan dan dukungan emosional.

    Kelompok Sosial Primer yang didalamnya terjadi interaksi sosial yang anggotanya saling mengenal dekat dan berhubungan erat dalam kehidupan.

    Sedangkan menurut Goerge Homan kelompok primer merupakan sejumlah orang yang terdiri dari beberapa orang yang acapkali berkomunikasi dengan lainnya sehingga setiap orang mampu berkomunikasi secara langsung (bertatap muka) tanpa melalui perantara. Misalnya: keluarga, RT, kawan sepermainan, kelompok agama, dan lain-lain.
  2. Kelompok Sosial Sekunder
    Dalam kelompok sosial sekunder didefenisikan sebagai Kelompok Sosial yang bersifat impersonal dan besar. Kelompok sosial sekunder didasarkan atas minat, kepentingan atau aktivitas-aktivitas khsusus. Organisasi-organisasi politik biasanya disebut Kelompok Sosial Sekunder. Dalam Kelompok Sosial Sekunder ini setiap anggota tidak saling mengenal secara lebih baik dan hubungan diantara mereka sangat longgar. Kelompok Sosial Sekunder sering dipakai sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan khusus. Kelompok Sosial Sekunder biasanya selalu bersifat formal dan tidak emosional dan memiliki orientasi cita-cita (goal oreintation) bukan personal.
    Jika interaksi sosial terjadi secara tidak langsung, berjauhan, dan sifatnya kurang kekeluargaan. Hubungan yang terjadi biasanya bersifat lebih objektiv. Misalnya: partai politik, perhimpunan serikat kerja dan lain-lain.
  3. Kelompok Formal
    Kelompok formal adalah kelompok – kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas dan dengan sengaja diciptakan oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antara anggota-anggotanya. Kelompok formal melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah dan militer yang bersifat formal, mengharapkan peranan yang lebih teratur dan bertanggung jawab terhadap penyampaian cara-cara bertindak dan berpikiran yang diterima oleh masyarakat.

    Pada kelompok ini ditandai dengan adanya peraturan atau Anggaran Dasar (AD), Anggaran Rumah Tangga (ART) yang ada. Anggotanya diangkat oleh organisasi. Contoh dari kelompok ini adalah semua perkumpulan yang memiliki AD/ART.
  4. Kelompok Informal
    Kelompok informal tidak mempunyai struktur dan organisasi tertentu dan pasti. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang kali dan itu menjadi dasar bagi bertemunya kepentingan-kepentingan dan pengalaman yang sama. Dalam kelompok informal, sosialisasi melalui interaksi dalam pergaulan informal seperti teman, sahabat, anggota klub, dan kelompok sosial yang ada dimasyarakat.
    Kelompok Informal Merupakan suatu kelompok yang tumbuh dari proses interaksi, daya tarik, dan kebutuhan-kebutuhan seseorang. Keanggotan kelompok biasanya tidak teratur dan keanggotaan ditentukan oleh daya tarik bersama dari individu dan kelompok Kelompok ini terjadi pembagian tugas yang jelas tapi bersifat informal dan hanya berdasarkan kekeluargaan dan simpati. Misalnya: kelompok arisan.
  5. Kelompok referensi
    Merupakan kelompok sosial yang menjadi ukuran bagi seseorang (bukan anggota kelompok) untuk membentuk pribadi dan perilakunya. Seseorang itu telah menyetujui norma, sikap, dan tujuan dari kelompok tersebut.
  6. Kelompok membership
    Merupakan kelompok di mana setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut. Ukuran utama bagi keanggotaan seseorang dengan interaksinya dengan kelompok sosial yang bersangkutan.
Keenam kelompok sosial di atas merupakan kelompok sosial yang teratur.Adapun kelompok sosial yang tidak teratur adalah : kerumunan (crowd) dan publik dalam berbagai bentuk.


B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial

Manusia dilahirkan kedunia seorang diri, tetapi kemudian hidup berkelompok dengan keluarganya. Seperti kita ketahui, manusia pertama adam telah ditakdirkan untuk hidup bersama dengan manusia lain yaitu istrinya yang bernama hawa.

Mereka lalu beranak pinak, terbentuklah keluarga, kelompok sosial, kelompok kekerabatan, masyarakat, bangsa, dan Negara.

Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama dalam memnuhi kebutuhan. Setelah itu akan timbul motivasi untuk memnuhinya, sehingga itu akan timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan akhirnya interaksi yang terjai akan membentuk sebuah kelompok

Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – msaing anggota (siap menjadi ketua atau anggota)

Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut, sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok. Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal – hal berikut:
  1. Persepsi
    Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
  2. Motivasi
    Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok. Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.
  3. Tujuan
    Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.
  4. Organisasi
    Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.
  5. Independensi
    Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok. Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.
  6. Interaksi
    Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut.
Didalam hubungan antara manusia dengan manusia lain, yang paling penting ialah reaksi yang tinbul akibat hubungan – hubungan sosial tersebut. Reaksi yang timbul itu, menyebabkan tindakan dan tanggapan seseorang menjadi bertambah luas. Misalnya, kalau seseorang mempunyai teman, dia memerlukan reaksi, entah yang berujut pujian atau celaan, yang mendorong munculnya tindakan-tindakn selanjutnya. Sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai hasrat atau keinginan pokok, yaitu:

a.keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain dalam masyarakat
b. keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.
Persyaratan atau factor – faktor pembentukan kelompok sosial. Terbentuknya kelompok sosial memerlukan persyaratan sebagai berikut:

a. setiap anggota kelompok harus menyadari bahwa diri nya merupakan anggota atau bagian dari kelompok sosial nya.
b. Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
c. Ada suatu factor yang dimiliki bersama, sehingga hubungan di antar mereka bertambah erat.
d. Kelompok itu berstruktur, berkaidah dan mempunyai pola perilaku yang khas.
e. Kelompok itu bersistem dan berproses terus menerus.

Kelompok sosial bukan merupakan kelompok yang statis. Setiap kelompok sosial selalu mengalami perkembangan atau perubahan. Beberapa kelompok sosial sifatnya lebih stabil daripada kelompok lainnya. Strukturnya tidak banyak mengalami peubahan yang mencolok. Namun, adapula kelompok sosial yang mengalami perubahan yang cepat, walaupun tidak ada pengaruh dari luar.

Kelompok sosial umumnya mengalami perubahan akibat proses revolusi karena pengaruh dari luar. Keadaan tidak stabil pada kelompok sosial dapat terjadi sebagai akibat konplik antar kelompok karena kurangnya keseimbangan antara kekuatan-kekuatan dalam kelompok tersebut. Ada golongan dalam kelompok sosial yang ingin merebut kekuasaan dengan mengorbankan golongan lain, atau ada kepentingan tidak seimbang, sehingga timbul ketidak adilan atau perbedaan paham atau pandangan tentang cara mencapai tujuan kelompok. Kesemuanya itu mengakibatkan terjadinya perpecahan didalam kelompok sosial, sehingga timbul perubahan struktur kelompok sosial. Timbulnya struktur kelompok sosil yang baru, pada akhirnya bertujuan mencapai keadaan yang seimbang dan stabil.

Prubahan struktur kelompok sosial dapt pula terjad karena sebab-sebab dari luar. Ancaman dari luar misalnya, sering kali menjadi factor yang mendorong terjadinya perubahan struktur kelompok sosial. Situasi yang membahayakan yang berasal dari luar akan memperkuat rasa persatuan dan mengurangi keinginan-keinginan untuk mementingkan diri sendiri dari anggota-anggota kelompok sosial tersebut. Sebab lain, yaitu pergantian pimpinan, stap, atau anggota kelompok sosial yang tidak sesuai dengan ketantuan yang berlaku.

Menurut max weber, dalam masyarakat multicultural ada beberapa macam kelompok sosial. Kelompok sosial yang satu berbeda dari kelompok sosial yang lain, walaupun mereka termasuk dalam suatu masyarakat yang sama. Max weber mengemukakan bahwa kelompok masyarakat majemuk berkaitan dengan tatanan yang mengikat dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, dan kebudayaan.
Masyarakat Indonesia tergolong masyarakat multicultural, yaitu masyarakat yang beragam etnis/ suku bangsa, ras, agama, bahasa, adatistiadat, profesi, golongan politik dsb. Kebragaman suku bangsa dan kebudayaan tersebut, tentu saja berpengaruh terhadap system dan struktur sosial. Karena itu, dalam masyarakat Indonesia terdapat bermacam-macam kelompok sosial berdasarkan criteria tertentu, seperti kelompok sosial yang terbentuk karena kepentingan etnis atau suku bangsa, kelompok sosial kerena kepentingan agama, kerena kepentingan profesi dsb. Perkembangan kelompok sosial itu terjadi melalui 2 proses, yaitu proses yang bersipat alami dan disengaja.


C. Contoh Kelompok Sosial di Dalam Masyarakat
Dua kelompok sosial di dalam masyarakat yang positif dan yang negatif yang banyak di ikuti oleh para remaja saat ini. Pertama ialah kelompok sosial para remaja belajar bersama atau kelompok belajar bersama, dan yang kedua kelompok sosial para remaja yang membentuk geng – geng sekolah atau kelompok geng sekolah.

  1. Kelompok Belajar Bersama
    Kelompok belajar bersama salah satu fungsinya ialah sebagai suatu wadah atas proses belajar yang disokong oleh anggota-anggotanya, sehingga ada ketergantungan antar sesama anggota untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama. Tujuan itu umumnya adalah untuk bersama-sama mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan semoga mendapat berkah dari-Nya.

    Di negara kita sendiri khususnya di daerah daerah, telah banyak tumbuh tempat-tempat berkumpul bagi kelompok belajar bersama. Bukan hanya para remaja yang masih menginjak bangku SMP dan SMA, para mahasiswa juga banyak yang mengadakan kelompok belajar bersama. Ini bertujuan untuk lebih mendalami materi materi yang sudah di ajarkan disekolah ataupun dikampus. Contoh yang paling mudah ialah : ketika kita di sekolah dulu, kita dibagi oleh guru ke dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan tugas tertentu, misalnya prakarya, menerjemahkan buku, merangkum, menyelesaikan soal fisika, biologi, kimia, maupun tugas-tugas lainnya. Bahkan ada juga kelompok yang dibentuk oleh guru sekolah untuk menjadi kelompok belajar ilmu nyanyi atau paduan suara.
    Banyak manfaat yang bisa didapat jika kita membentuk kelompok belajar bersama, antara lain:
    - Belajar dengan membentuk kelompok belajar sendiri dapat memotivasi semangat belajar antara teman satu dengan lainnya.
    - Saling berbagi informasi dan pengetahuan antara teman. Teman yang pandai dapat mengajari dan menularkan kepandaiannya kepada teman lainnya dalam satu kelompok belajar.
    - Membangun komunikasi timbal balik dengan adanya diskusi.
    - Bekerjasama menyelesaikan PR sekaligus bersosialisasi di luar sekolah.
    Cara ini sangat dianjurkan bagi anak yang mempunyai tipe malu bertanya kepada guru atau dosen. Karena apabila belajar bersama dengan teman-teman, anak tersebut diharapkan tak malu bertanya kepada temannya sendiri bila ada materi yang belum dia mengerti.

  2. Kelompok Geng Sekolah
    Selama tahun 2008 lalu, kita dikejutkan dengan berita berita yang mengagetkan, yaitu berbagai tingkah polah anak-anak usia sekolah yang mengatasnamakan “geng”. Di mulai dari Geng Motor di Bandung, Geng Nero di Pati, dan terakhir informasi tentang Geng Brinkar. Mereka juga menggunakan sistem perekrutan layaknya sebuah organisasi, namun cara yang digunakan adalah dengan menjurus ke arah kekerasan, yang katanya digunakan untuk menguji kekuatan mentalnya. Sehingga setelah anggota yang baru bergabung, mereka juga siap mentalnya dengan yang senior.
Kalau kita lihat kejadian seperti diatas, ini membuktikan bahwa sikap, mental dan akhlaq beberapa anak Indonesia sudah jauh melanggar norma yang berlaku, baik norma agama, kesusilaan, kesopanan, maupun hukum. Tindakan yang anarkhis yang dilakukan secara berkelompok, membuktikan bahwa mereka sudah tidak menggunakan akal sehatnya, mereka sudah tidak peduli dengan aturan norma di masyarakat. Mereka sudah tidak mampu lagi berpikir positif dan konstruktif. Pelanggaran norma yang dilakukan secara berkelompok, juga menandakan bahwa mereka cenderung egois, baik secara pribadi maupun berkelompok. Mereka sudak tidak mempedulikan keselamatan diri dan orang lain.

Itu semua mungkin dapat di cegah secara dini melalui keluarga itu sendiri, khususnya para orang tua. Penulis disini akan memberikan sedikit saran kepada para orangtua. Mereka seharusnya lebih proaktif sebagai partner dan mengarahkan anak-anak mereka dalam aneka pergaulan sosial yang positif.

Geng sekolah sesungguhnya bisa menjadi ajang curhat, diskusi, atau belajar mencari solusi atas permasalahan anggotanya sehingga masing-masing mengenal karakternya sendiri maupun orang lain. Geng yang demikian otomatis akan menjadi produktif serta justru meningkatkan prestasi belajar mereka.

D. Ciri – ciri kelompok sosial
Menurut sherif kelompok sosial memiliki ciri-ciri berikut ini.

a. Terdapat dorongan atau motif yang sama pada setiap anggota kelompok yang menyebabkan terjadinya interaksi kearah tujuan yang sama.
b. Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan dari individu-individu serta reaksi-reaksi dan kecakapan-kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat didalamnya.
c. Pembentukan penegasan struktur kelompok yang jelas dan terdiri atas peranan-peranan dan kedudukan hierarki yang lambat laun berkembang dengan sendirinya dalam pencapaian tujuannya.
d. Terjadinya penegasan dan peneguhan norma-norma sebagai pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur interaksi dan kegiatan anggota kelompok dalam merealisasikan tujuan kelompok.

Untuk lebih jelasnya, ciri-ciri utama kelompok sosial akan dijelaskan satu persatu berikut ini.

a. motif-motif yang sama
Terbentuknya klompok sosial itu ialah kerena bakal anggotanya berkumpul untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan kegiatan bersama lebih mudah dapat dicapai daripada atas usaha sendiri. Jadi, dorongan atau motif bersama itu menjadi pengikat dan sebab utama terbentuknya kelompok sosial. Tanpa motif yang sama antara sejumlah individu, suatu kelompok sosial yang khas tidak akan terbentuk. Dengan demikian, terbentuk nya kelompok sosial bergantung pada adanya tujuan atau motif bersam dan keinsyapan akan oerlunya kerja sama untuk mencapai tujuan itu. Dalam perkembangan kelompok sosial, selain motif timbul pula tujuan-tujuan tambahan, yang mempunyai peran memperkukuh kehidupan kelompoknya. Apabila kehidupan kelompok bertambah kukuh, sense of belongingness pada anggota-anggotanya makin mendalam.

b. Reaksi dan kecakapan berlainan
Sheriff menegaskan bahwa situasi sosial, baik situasi kebersamaan maupun situasi kelompok mempunyai pengaruh berbeda-beda terhadap tingkah laku individu dibandingkan dengan kebiasaan tingkah laku individu itu dalam keadaan sendiri. Atas dasar perbedaan-perbedaan dalam kemampuan dan kecakapan antar anggota kelompok yang dirangsang oleh situasi sosial itu, maka terjadilah pembagian tugas yang khas antara anggota-anggotanya sesuai denagn kecakapannya untuk turut merealisasikan tujuan-tujuan kelompok secara kerja sama. Demikain lah lambat laun terjadi struktur kelompok yang khas serta norma-norma dan pedoman-pedoman pelaksanaan kegiatan kelompok.

c. Penegasan struktur kelompok
Struktur kelompok adalah suatu system yang cukup tegas mengenai hubungan-hubungan antara anggota-anggota kelompok berdasarkan peranan-peranan dan status-status mereka sesuai dengan sumbangan masing-masing dalam interaksi kelompok menuju tujuannya. Dasar hierarki kelompok sosial itu ialah pembagian tugas dan koordinasi antara tugas-tugas tiap anggota, yang berhubungan dengan kecakapan dan sunbangannya dalam mengusahakan tujuan kelompok, termasuk penegasan struktur kelompok, lambat laun tercipta harapan-harapan yang timbal balik antaranggota.

E. Pengaruh kelompok sosial
Masa remaja diwarnai dengan dimuali terbentuknya kelompok-kelompok sosial kecil yang anggotanya dari remaja-remaja sebaya yang memlikiki kedekatan khusus. Hal ini diwujudkan dalam bentuk geng-gengan kecil yang diantaranya anggotanya memiliki kesetia kawanan yang cukup kuat. Keadaan ini menunjukkan adanya bentuk hubungan sosial yang intensif di kalangan remaja.

Remaja sebagai bagian warga masyarakat yang merupakan generasi muda penerus bangsa, memiliki kesmpatan besar untuk memulai sesuatu dengan hubungn sosial yang baik dalam bentuk kehidupan sosial yang di landasi persahabatan di masa mendatang. Namun kadang kala usia kelompok yang dibentuk remaja hanyalah berlangsung sejenak. Meskipun demikian, hal ini merupakan pertanda bahwa manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat terlepas dari orang lain. Interaksi sosial yang terjadi di kalangan remaja merupakan puncak perkembangan rasa sosial yang terjadi pada diri sesorang karena pada masa remja ini hubungan sosial yang terbentuk bertujuan untuk memperolah hubunga atau relasi baru yang lebih erat dalam kehidupan antar remaja. Keterikatan remaja dengan hubungan sosialnya pada umumnya sangatlah tinggi sehingga sering kali anak cenderung memilih mengikuti kegiatan kelompoknya dari pada kegiatan yang diselenggarakan keluarganya.

Keadaan itu menunjukan bahwa remaja mulai melepaskan diri dari ikatan keluarga dan memulai kehidupan sosialnya yang baru terlepas dari pengaruh ikatan keluarga. Dalam kelompok sosialnya akan memilih seseorang iduvidu yang bebas. Secara demokerasi pula, kelompoknya akan memilih berlangsung alamiah tanpa formalitas. Hali inilah yang menjadi pemicu kenapa seorang induvidu memilih kelompoknya dari pada keluarganya, yaitu karena di dalam kelompoknya ia diakui sebagai seorang induvidu yang bebas tanpa ikatan, sedangkan di adalam keluarganya ia tidak dapat memerankan perannya di luar kodrat yang disandangnya sebagai anak yang harus tunduk pada orang tua. Di dalam kelompok, pengakuan superioritas seseorang tidak didasarkan pada keturunan ataupun unsur senioritas, melainkan semata karena potensi pribadi yang muncul dalam bentuk pengaruh terhadap teman-teman dalam kelompoknya. Maka tidak mengherankan jika seorang anak yang dalam keluarganya dapat tidak berperan sama sekali, namun dalam lingkuangan kelompok sosialnya dianggap sebagai ketua yang cukup disegani dan diakui keberadaannya. Eratnya kelompok sosial berkaitan dengan hal-hal berikut.

  1. Adanya rasa ikut saling memiliki suatu kelompok sosial yang ada di dalam diri anggotanya sehingga setiap anggota secara sadar merasa perlu untuk tetap menjaga keutuhan dan keberadaan kelompok.
  2. Terjalinnya ketrikatan emosional dengan sesama anggota kelompok. Hal ini dilandasi oleh adanya kebutuhan untuk memperoleh perhatian yang dapat ditemukan dalam kelompok. Hal ini dapat terjadi karena kehadiran setiap anggota kelompok saling diperhatikan. Jika ada salah satu angggota yang tidak tampak hadir, mereka saling mencari sehingga kelompok saling terbentuk.
  3. Jalinana hubungan sosial yang dilandasi oleh kebutuhan pribadi yang sifatnya emosional, di mana dalam kelompok sosial ini, setiap anggotanya memiliki media yang dirasa tepat bagi tempat mencurahkan segenap emosinya. 
Hubungan antara pribadi dan remaja dilandasi oleh nilai-nilai sosial dan prilaku sosial yang berkaitan erat dengan tugas perkembangan masa remaja. Dalam hal ini, induvidu yang terlibat bukan sekedar sebagai objek, melainkan sekaligus segai subjek sehingga induvidu dalam kelompok sosial tersebut tidak hanya diatur oleh suatu nilai sosial melainkan ikut membentuk nilai sosial yang berlaku dalam kelompoknya. Dengan demikian, ia tidak saja ditunut untuk melakukan prilaku sosial tertentu, melainkan juga menentukan prilaku sosial yang harus di lakukan dalam kelompoknya. Oleh karena itu, dalam setiap kelompok sosial cenderung memiliki pola prilaku yang berbeda dengan kelompok sosial lainnya.

Adapun beberapa nilai sosial yang terdapat didalam hubungan antara pribadi meliputi:

  1. Rasa ikut memiliki kelompok;
  2. Adanya keterikatan emosional pada angota kelompok;
  3. Hasrat untuk mengespresikan diri;
  4. Kebutuhan akan mempertahankan kelompoknya;
  5. Kebutuhan untuk dihargai; 
  6. Kebutuhan untuk selalu ada hadir dalam kelompoknya;
  7. Keinginan memperoleh status;
  8. Hasrat mencintai; 
  9. Hasrat dicintai, dan
  10. Adanya wewenang dan kekuasaan.
Remaja tidak hanya menjalin hubungan sosial dengan teman sebayanya. Namun remaja juga menjalin hubungan sosial diluar kelompok sebayanya, antara lain menjalin pergaulan dilingkungan masyarakat dan lingkungan keluarga.

Dalam pergaulan di lingkungan masyarakat , seorang remaja dituntut untuk menampilkan prilaku yang sesuai dengan norma sosial yang berlaku di masyarakat. Perilaku sosial tersebut berkaitan erat dengan tugas perkembangan jenisnya yang meliputi:

  1. Berani mengambil keputusan untuk diri sendiri maupun untuk orang lain;
  2. Mampu memberikan control pada diri sendiri maupun kelompok sosialnya;
  3. Berperilaku sesuai dengan jenis kelaminnya;
  4. Mampu mengembangkan toleransi sosial dalam bentuk tenggang rasa;
  5. Mampu memimpin dan dipimpin dalam kelompok sosialnya, serta
  6. Menerima tanggung jawab sosial yang diberikan kepadanya.
Dalam lingkungan keluarga, remaja melakukan interaksi sosial yang efektif dengan anggota keluarga. Interaksi sosial inilah yang menentukan arah dan sifat sosial remaja di dalam kehidupan masyarakat luas. Munculnya kekuatan dan kelemahan yang ada pada seseorang bersumber dari lingkungan keluarganya karena dalam lingkungan keluargalah seorang anak mengawali kehidupannya dan menerima proses sosiallisasi yang pertama dalam hidupnya. Demikian juga peranan remaja sesuai jenis kelaminnya, di awali dengan kehidupan keluarga. Keluarga membiasakan mendidik anak perempuan untuk mengerjakan perkerjaan ibu rumah tangga, sedangkan anak laki-laki cenderung dilatih untuk mengenal perkerjaan yang sifatnya banyak menguras energi dengan mengandalkan kekuatan fisik.

Setelah anak memasuki usia remaja, banyak orang tua yang kewalahan dengan perubahan yang terjadi pada anaknya, dimana memasuki masa remaja, perubahan besar terjadi pada pola perilaku dan pola pemikiran anak. Anak yang semuala penurut mulai menunjukkan perilaku yang bagi orang tuanya merupakan bentuk perilaku yang asing. Tidak jarang perubahan ini tidak dapat diterima orang tua sehingga menimbulkan konflik anatara orang tua dan anak. Hal ini disebabkan karena pola pemikiran orang tua yang tidak selaras dengan perkembangan anak. 

Terjadinya konflik anatara anak dan orang tua yang disebabkan oleh perubahan fisik maupun pifiskis pada remaja perlu dipahami oleh orang tua sehingga konflik tidak berlanjut menjadi kesalahpahaman yang memperburuk hubungan orang tua dan anak, khususnya mengenai perkembangan anak selanjutnya. Dalam keadaan ini, peranan orang tua untuk bertindak bijak sana sangatlah diperlukan.
Ketidak puasan anak dalam konfilk dengan orang tua pada umumnya disalurkan dalam kehidupan kelompok sosialnya. Anak-anak yang merasa senasib berkumpul dan menuangkan rasa ketidak puasannya dalam bentuk perilaku yang cenderung emosional dan melawan norma sosial yang dianggap sebagai hal yang kolot. 

Munculya kenakalan remja di lingkuan masyarakat lebih banyak dipicu dari situasi kehidupan keluarga. Hubungan anak dengan orang tua yang tidak harmonis berakibat anak tidak meras betah di rumah, dan merasa mendapatkan tempat diluar rumah. Kenakalan remaja menjadi meresahkan masyarakat karena perilaku remaja yang tidak sesuai denga norma sosial yang berlaku. Para remaja merasa memiliki niali dan norma sosial yang berbeda dengan nilai dan norma yang berlaku di lingan masyarakat. Misalnya, anak mulai merubah penampilannya dan keberadaannya yang tidak sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Hal ini bukan sekedar tampil beda atau menerik perhatian, melainkan sebagai bentuk perhujudan perasaan yang terpendam dalam diri remaja. 

Dalam masyarakat, keberadaan remaja mendapat perhatian secra khusus dengan dibentuknya lembaga kemasyarakatan yang disebut karang taruna. Dengan dibentuknya karang taruna, diharpakan remaja mendapatkan tempat untuk menyalurkan kehidupan sosialnya berkaitan dengan kehidupannya yang sebagai anggota masyarakat. Melalui karang taruna ini, remaja diberikan kesempatan untuk melakukan aspirasinya dan mengembangkan interaksi sosialnya secara terarah demi kemajuan daerah. Pada umumnya, karang taruna merupakan wadah untuk mendidik remja dan mempersiapkan remaja terjun kemasyarakat.

Beberapa kegiatan karang taruna sebagai berikut:

  1. Dalam bidang seni budaya dengan menyalurkan bakat dan minat dalam bidang kesenian dan kebudayaan dengan mengembangkan seni budaya yang di minati remaja di lingkungan daerah pemukiman tersebut. Misalnya, kelompok band,kelompok teater, dan kelompok seni lainnya.
  2. Dalam bidang kerohanian mengarahkan remaja dalam bidang pengamalan ajaran agama yang dibimbing dalam lingkungan tempat peribadatan yang ada di daerah tersebut. 
  3. Dalam bidang sosial kemasyarakatan dengan mengarahkan remaja untuk turut ambil bangain dalam pengabdian masyarakat misalnya, kegiatan membantu pelaksanaan hajatan dan kegiatan kerja bakti kampung. 
  4. Dalam bidang ekonomi mengarahkan remaja untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan perekonomian. Misalnya, mendirikan koperasi khusus remaja, membuka bengkel kerja, ataupun usaha bidang ekonomi lainnya yang dikelola oleh anggota karang taruna.
Partisipasi remaja dalam kegiatan merupakan bentuk penyaluran bakat dan minat yang ada pada remaja, sekaligus sebgai mendia remaja dalam bentuk identitas dirinya sebagai generasi penerus yang pontensial. Keberadaan karang taruna juga merupakaan filter bagi kemungkinan masuknya pengaruh negatif yang meracuni remaja sehingga dapat menekan terjadinya tindak kenakalan dikalangan remaja, khususnya didaerah tersebut. 

Melalui karang taruna, peranan sosial remaja ditengah kehidupan masyarakat dapat diarahkan menuju hal-hal yang bermanfaat bagi kelanjutan hidup mereka sebagai warga masyarakat yang bertanggung jawab dan peduli terhadap tanggung jawab sosialnya. Melalui karang taruna pula, remaja di latih untuk mempersiapkan diri menjadi warga masyarakat sekaligus sebagai warga negara yang baik.

Manfaat – manfaat orang bergabung dengan sebuh kelompok adalah sebagai berikut :

  1. Orang – orang lain dapat menjadi sumber informasi yang penting
  2. Kelompok juga menjadi bagianyang penting dari identitas kita, yang mendefinisikan siapakah diri kita 
Kelompok juga membantu menegakan norma sosial,aturan yang eksplisit maupun aturan yang implicit mengenai perilaku yang dapat diterima.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kelompok sosial di masyarakat khususnya di antara para remaja Indonesia dapat ditarik kesimpulan, yaitu:
  1. Manusia adalah makhluk sosial, pernyataan itu sudah tak terelakkan lagi dan karena itu manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya.
  2. Di sekitar lingkungan masyarakat terdapat beberapa kelompok sosial, ada yang kegiatannya cenderung ke arah negatif, adapula yang ke arah positif.
  3. Peran orang tua sangat vital dalam membentuk kepribadian anak dan agar anak tak terjebak ke dalam kelompok sosial yang cenderung ke arah negatif.
  4. Kedua kelompok sosial yang kita bahas diatas memiliki efek yang berbeda beda pada pembentukan kepribadian individu.

B. Saran
Diharapkan kelompok masyarakat yang ada dalam lingkungan masyarakat mempunyai atau memiliki dampak yang positif untuk pembangunan di lingkungan kelompok sosial tersebut berada.

DAFTAR PUSTAKA
  • http://blogs.unpad.ac.id
  • http://id.wikipedia.org
  • http://www.e-dukasi.net
  • http://osietea.wordpress.com
  • bluedevilz12.blogspot.com
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Kelompok Sosial Dalam Masyarakat “.

Tidak lupa penyusun ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada para pembimbing, dosen serta guru besar Universitas Galuh terutama untuk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, orang tua serta teman – teman yang telah banyak memberi motivasi dan materi dalam menyelesaikan makalah ini.

Penyusun sadar bahwa makalah yang dibuat ini masih jauh dari sempurna, karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I  Pendahuluan
I. Latar Belakang
II. Rumusan Masalah

BAB II Pembahasan

A. Jenis – jenis Kelompok Sosial
B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
C. Contoh Kelompok Sosial di Masyarakat
D. Ciri – ciri Kelompok Sosial
E. Pengaruh Kelompok Sosial 
BAB III Penutup

A. Kesimpulan
B. Saran

Baca juga :

0 Response to "Makalah Kelompok Sosial Dalam Masyarakat"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, bila ada kesulitan silahkan bertanya