Makalah Implikasi Teori Kepemimpinan Awal Dalam Kewirausahaan



KATA PENGANTAR


Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena atas rahmat dan karunianya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari makalah ini adalah ” Implikasi Teori Kepemimpinan Awal Dalam Kewirausahaan ”. Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kewirausahaan.

Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah yang bersangkutan yang telah memberikan tugas terhadap penyusun. 

Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan penyusun, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi penyusun pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Penyusun


DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………….……    i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...……….   ii

BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………………………..….   1
I.1 LatarBelakangMasalah ………………………………………………….……..……….   1
I.2 RumusanMasalah ………………………………………………………………………   1
I.3 TujuanPenulisan ………………………………………………………………………...  1

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………..  2
2.1 Hakikat Kepemimpinan …………………………………………………………........… 2
2.2 Teori Kepemimpinan ………………………………………………………….……...… 3
2.3 Gaya Kepemimpinan …………………………………………………………………… 4
2.4 ciri-ciri ideal dari seorang pemimpin ………………………………………………...… 5
2.5 gaya pemimpin memberikan perintah ………………………………………………..… 6
2.6 etika kepemimpinan …………………………………………………………………..… 9
2.7 kriteria keberhasilan kepemimpinan ……………………………………………….….... 9
2.8 kepemimpinan dalam wirausaha ………………………………………………………. 10
2.9 keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam dunia wirausaha …… 11
2.10 karakteristik pemimpin dalam bidang wirausaha …………………………………….. 12
2.11 prinsip kepemimpinan kewirausahaan ………………………………………………..  13

BAB III PENUTUP……………………..………………………………………………….  15
1. Kesimpulan…………………………………………………………………………….  15
2. Saran…………………………………………………………………………………...  15

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………..………..  16

ABSTRAK

Tatang Hadi Suparjo, NIM 3506120133. IMPLIKASI TEORI KEPEMINPINAN DALAM KEWIRAUSAHAAN. Dosen Drs. H. Kusnadi, MM., M.Pd
Sebagaimana yang telah termasuk dalam Surat Al Baqarah ayat 30, yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah (pemimpin) di muka Bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak manjadikan (khalifah/pemimpin) di Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah:30) Allah SWT.
Tujuan dan manfaat dari penulisan makalah agar para mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian kepemimpinan menurut berbagai sumber atau ahli, memberikan informasi tentang bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik dan memberikan informasi mengenai gaya-gaya kepemimpinan.
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan. Beberapa gaya kepemimpinan yang biasanya diterapkan antara lain Otokratis, Partisipasif, Demokrasi dan Kendali Bebas.
Etika pemimpin adalah mengungkapkan simpati, rasa hormat, dan kepedulian kepada karyawan, kustomer, dan stakeholders yang ada di ruang lingkup kerja perusahaan. Etika pemimpin harus menjangkau batas-batas psikologi positif melalui rasa sayang, kepedulian, perhatian, rasa hormat, dan tanggung jawab.
Mengingat peran dan tugas kita di Bumi sebagai manusia ialah menjadi pemimpin, maka sudah seharusnya kita memahami dan menjalankan tugas dan peranan tersebut dengan baik. Setidaknya mulai dari lingkup yang terkecil, yaitu diri kita sendiri, selanjutnya ialah lingkungan sekitar kita. Pemilihan jenis dan gaya kepemimpinan cenderung disesuaikan dengan karakter masing-masing individu. Hal itu guna optimalisasi dan efektivitas kepemimpinan yang akan dijalankan.

























BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Sebagaimana yang telah termasuk dalam Surat Al Baqarah ayat 30, yang artinya: “Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah (pemimpin) di muka Bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak manjadikan (khalifah/pemimpin) di Bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah:30) Allah SWT. telah menjelaskan bahwa Dia menciptakan manusia untuk menjadikannya pemimpin di Bumi. Dan itu artinya setiap manusia yang terlahir di Bumi ialah pemimpin. Membahas mengenai tugas kita sebagai pemimpin di Bumi, tidak dapat terlepas dari bahasan mengenai kepemimpinan. Maka dari itu, kita perlu mengupas dan mengetahui hal-hal seputar kepemimpinan, tentunya agar kita semakin memahami serta dapat menjalankan dengan baik tugas dan peranan kita di Bumi

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah yang digunakan sebagai pembatasan masalah dalam makalah ini adalah :
1. Hakikat kepemimpinan
2. Teori Kepemimpinan
3. Gaya Kepemimpinan
4. Ciri- cirri ideal dari seorang pemimpin
5. Gaya kepemimpinan memberikan perintah
6. Etika kepemimpinan
7. Kriteria Kepemimpinan
8. Kepemimpinan dalam wirausaha
9. Keterampilan yang harus dimiliki oleh sseorang pemimpin dalam dunia wirausaha
10. Karakteristik pemimpin dalam bidang kewirausahaan
11. Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan

1.3 Tujuan dan Manfaat
            Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
1. Agar para mahasiswa dapat mengetahui apa pengertian kepemimpinan menurut berbagai sumber atau ahli
2. Memberikan informasi tentang bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik
3. Memberikan informasi mengenai gaya-gaya kepemimpinan

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Kepemimpinan
Dalam lingkungan bisnis ada keterkaitan antara pengaruh kepemimpinan dengan kinerja yang akan diperlihatkan khususnya oleh bawahannya serta kepemimpinan pun tidak terlepas dari yang namanya kekuasaan. Adapun landasan teori tentang kepemimpinan menurut para ahli :


  1. Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).
  2. Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).
  3. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46)
  4. Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya. 
  5. Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Dari pengertian-pengertian di atas Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang-orang lain agar mau bekerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi itu mengandung dua pengertian pokok yang sangat penting tentang kepemimpinan, yaitu mempengaruhi perilaku orang lain. Kepemimpinan dalam organisasi diarahkan untuk mempengaruhi orang-orang yang dipimpinnya, agar mau berbuat seperti yang diharapkan ataupun diarahkan oleh orang yang memimpinnya.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, Kenneth Blanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluar untuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalah segala-galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan dari dalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanya integritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dan tantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akan pernah menjadi pemimpin sejati.
Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin, Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin juga seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama. Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakan bahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikit sekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh-sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yang melayani.

Kepemimpinan juga sebuah keputusan dan lebih merupakan hasil dari proses perubahan karakter atau transformasi internal dalam diri seseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkan sebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang. Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadi kedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakter yang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikan pengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorong perubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahir menjadi pemimpin sejati

2.2  Teori Kepemimpinan
Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

  • Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )
    Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat dari pemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifat berkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yang beranggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukan diciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”The Greatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapat pengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yang berpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidak seluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapai melalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat itu antara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.
    Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruh terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain :
  • Kecerdasan
    Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan rata – rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.
  • Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial
    Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.
  • Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi
    Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudian tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.
  • Sikap Hubungan Kemanusiaan
    Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya
  • Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi
    Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yang mendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.


  1. Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitu kecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkan hubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yang ada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberi masukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan.
  2. Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrungan seorang pemimpin yang memberikan batasan kepada bawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan, bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akan dicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baik adalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatian yang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggi pula.

  • Teori Kewibawaan Pemimpin
    Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupan kepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpin akan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secara perorangan maupun kelompok sehingga orang tersebut bersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki oleh pemimpin.
  • Teori Kepemimpinan Situasi
    Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yang baik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.
  • Teori Kelompok
    Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harus ada pertukaran yang positif antara pemimpin dengan pengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahui bahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gaya kepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dan sikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhi orang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atas dasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orang tertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpin yang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada cara dan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalam pemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baik ekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gaya kepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankan pada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gaya kepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkan kerugian manusiawi

2.3  Gaya kepemimpinan
Ada beberapa gaya kepemimpinan yang biasanya diterapkan yaitu :

  • Otokratis
    Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatan kekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembangan strukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkan kekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, dan menata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga mau melakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini pada umumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman. Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranya memungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat serta memungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.
  • Partisipasif
    Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinya sehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.
  • Demokrasi
    Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannya menggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif. Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderung bermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dan dapat mengarahkan diri sendiri.
  • Kendali Bebas
    Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan, struktur organisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifat pasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab, kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalam menetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

2.4 Ciri-ciri ideal dari seorang Pemimpin

Karakter dan kepribadian seorang pemimpin sangat mempengaruhi bagaimana pengaruh dan kinerja yang diharapkan agar bisa menunjang untuk membawa bawahannya menuju visi dan misi yang dituju.

Ada beberapa ciri-ciri kepemimpinan yang ideal antara lain :


  1. Pengetahuan umum yang luas Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam hirarki kepemimpinan organisasi, ia semakin dituntut untuk mampu berpikir dan bertindak sebagai seorang generalis
  2. Kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang 
    a. Mampu merubah wawasan yang tadinya sempit dan spesialistik menjadi wawasan yang luas dan generalistis
    b. Sikap mental dan perilaku yang tadinya berorientasi kepada hal- hal yang teknis operasional menjadi sikap dan perilaku yang berorientasi kepada hal-hal yang sifatnya strategik
    c. Persepsi peranan yang semula mungkin bersifat mekanistik berubah menjadi persepsi yang didasarkan pada pentingnya “human skill”.
  3. Sifat inkuisitif (Rasa ingin tahu)
    a. Tidak merasa puas dengan tingkat pengetahuan yang telah dimiliki
    b. Kemauan dan keinginan untuk mencari dan menemukan hal-hal baru.
  4. Kemampuan analitik Efektivitas kepemimpinan seseorang tidak lagi terletak pada kemampuannya untuk melaksanakan kegiatan yang bersifat teknis operasional, melainkan pada kemampuannya untuk berfikir. Cara dan kemampuan berpikir yang diperlukan adalah yang integralistik, strategik dan berorientasi pada pemecahan masalah. Ketiga cara berfikir  demikian memerlukan kemampuan analitik yang tinggi.
  5. Daya ingat yang kuat Seorang pemimpin tidaklah mesti seorang yang jenius, tetapi kemampuan intelektualnya – seperti daya ingat kognitif dan penalarannya – haruslah berada diatas rata-rata dari orang-orang yang dipimpinnya. Salah satu bentuk kemampuan intelektual tersebut adalah daya ingat yang kuat. Salah satu manifestasi daya ingat yang kuat itu adalah kemampuan “mengangkat” kembali informasi yang tersimpan di bawah sadar ke permukaan untuk kemudian digunakan untuk suatu kepentingan tertentu.
  6. Kapasitas integratif Suatu organisasi modern yang kompleks hanya akan mencapai tujuannya dengan tingkat efisiensi, efektivitas dan produktivitas yang tinggi apabila organisasi tersebut dikelola dengan pendekatan kesisteman. Mengelola suatu organisasi dengan pendekatan kesisteman pada dasarnya berarti bahwa satuan-satuan kerja dalam organisasi merupakan sub sistem dari satu totalitas meskipun tiap-tiap satuan kerja mempunyai fungsi, tanggung jawab dan kegiatan yang bersifat khas. Kesemuanya harus merupakan bagian dari fungsi, tanggung jawab dan kegiatan organisasi sebagai keseluruhan dalam rangka pengembanan misinya. Guna menjamin bergeraknya organisasi sebagai suatu totalitas-lah peranan pemimpin selaku integrator menjadi sangat penting, karena hanya seorang pemimpin yang mempunyai pandangan holistik mengenai organisasi, sedangkan para pelaksana kegiatan operasional akan memiliki pandangan yang parsial dan bahkan mungkin sangat bersifat mikro.
  7. Keterampilan berkomunikasi secara efektif Dalam kehidupan organisasional terdapat empat jenis fungsi komunikasi, yaitu: fungsi motivasi, fungsi ekspresi emosi, fungsi penyampaian informasi dan fungsi pengawasan.
  8. Keterampilan mendidik Disenangi atau tidak, setiap pejabat pemimpin adalah seorang pendidik. Mendidik disini diartikan secara luas, tidak terbatas pada cara-cara mendidik yang ditempuh secara formal. Kalau seorang pimpinan menunjukkan sikap dan perilaku yang pantas ditiru oleh orang lain atau mampu memberikan nasehat kepada bawahannya untuk memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, baik sebagai individu maupun sebagai anggota kelompok tertentu dalam organisasi, maka ia pun telah menjalankan tugasnya sebagai seorang pendidik.
  9. Rasionalitas (kemampuan berfikir dan bertindak secara rasional) Hanya bertindak setelah dipikirkan secara matang dampak dari tindakan yang akan dilakukannya.
  10. Objektivitas Hal ini lebih menekankan pada pentingnya sikap adil dalam hal perlakuan dan penghargaan (meritokrasi), serta memposisikan diri pada “area abu-abu” ketika mengadili atau menyelesaikan sengketa antar anggota. Selain itu juga dapat berupa penilaian terhadap situasi dan kondisi sesuai dengan apa adanya, tanpa unsur pribadi atau memihak.

2.5 Gaya Pemimpin Memberikan Perintah

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gaya kepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yang dikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuah kepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana cara seorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah cara mereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah
  • Directing
    Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit dan staf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakan tugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktu penyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harus dikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkan kebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilan keputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yang detil kepada bawahan. Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikan dengan detil yang sudah dikerjakan.
  • Coaching
    Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepada bawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itu diambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerima barbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kita telah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatu tugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untuk mengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangun hubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.
  • Supporting
    Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upaya bawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidak memberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan proses pengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akan berhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yang dituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengan anda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang – bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusan kerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenai peningkatan kinerja.
  • Delegating
    Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruh wewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegating akan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham dan efisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas mereka menjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan dan inisiatifnya sendiri

    Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara lain diindikasikan oleh adanya perilaku staf / individu yang berbeda – beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempat gaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan. Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telah disinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapat mengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlu memiliki tiga kemampuan khusus yakni :
  • Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untuk menilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakan tugas.
  • Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills) yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang paling tepat berdasarkan analisa terhadap situasi.
  • Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuan untuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gaya kepemimpinan yang kita terapkan
  • Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorang pemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peran utamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi (information processing), serta peran pengambilan keputusan (decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).
    Peran pertama meliputi :
  • Peran Figurehead Sebagai simbol dari organisasi
  • Leader Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi dan mengembangkannya
  • Liaison  Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasi untuk kepentingan organisasi.
  • Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :
  • Monitior Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasi perusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.
  • Disseminator  Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru dan fakta kepada bawahan.
  • Spokeman  Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang – orang di luar organisasinya.
    Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :
  • Enterpreneur  Mendesain perubahan dan pengembangan dalam organisasi.
  • Disturbance Handler Mampu mengatasi masalah terutama ketika organisasi sedang dalam keadaan menurun.
  • Resources Allocator  Mengawasi alokasi sumber daya manusia, materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan, memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiap keputusan.
  • Negotiator  Melakukan perundingan dan tawar – menawar.
  • Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 ) mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :
  • Alighting  Menyalakan semangat pekerja dengan tujuan individunya.
  • Aligning  Menggabungkan tujuan individu dengan tujuan organisasi sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama.
  • Allowing  Memberikan keleluasaan kepada pekerja untuk menantang dan mengubah cara kerja mereka

Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinan ini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolah formal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill atau Personalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com ada sebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwa kepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan. Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :

Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visi ini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukan perubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakan kreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergi berbagai keahlian dari orang – orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivates change more powerfully than a clear vision. Visi yang jelas dapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalam organisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan dan visioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinya akan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah proses untuk membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpin menuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinan tidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorong sebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar serta berkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga bias bertahan sampai beberapa generasi. 

Ada 2 aspek mengenai visi, yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorang pemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visi bagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untuk mengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaian tindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visi itu.

  1. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive. Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan, kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin. Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusi dari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.
  2. Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih atau pendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performance coach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi, mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusun perencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran, rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatan sehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, serta mengevaluasi kinerja dari anak buahnya


2.6  Etika Kepemimpinan
Etika pemimpin adalah mengungkapkan simpati, rasa hormat, dan kepedulian kepada karyawan, kustomer, dan stakeholders yang ada di ruang lingkup kerja perusahaan. Etika pemimpin harus menjangkau batas-batas psikologi positif melalui rasa sayang, kepedulian, perhatian, rasa hormat, dan tanggung jawab.

Pemimpin yang bekerja dengan etika akan memiliki komitmen dan tanggung jawab kepada orang lain, dan akan ikut mendorong terciptanya kinerja terbaik buat perusahaan dan karyawan.

Sikap dan perilaku pemimpin yang fleksible dalam junjungan moralitas dan etika kerja yang baik, akan menciptakan karakteristik kepemimpinan yang efektif dan dinamis.

Kepemimpinan yang beretika akan menciptakan budaya kerja dalam keharmonisan bersama sikap dan kebiasaan-kebiasaan positif yang efektif buat sukses perusahaan.

Etika pemimpin haruslah terfokus kepada cara kerja yang efektif dan produktif dalam menghasilkan kualitas kerja terbaik. Komitmen dan tanggung jawab haruslah menjadi ujung tombak dalam setiap gerak dan langkah kepemimpinan yang baik.

Etika pemimpin bukanlah sebuah kata statis yang mati, tapi merupakan sebuah kata yang berkembang bersama perubahan. Sebuah kata yang terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan positif untuk menciptakan kinerja terbaik buat perusahaan, kustomer, karyawan, dan stakeholder.

Etika pemimpin berarti membangun tanggung jawab untuk menciptakan relasi yang nyaman dan terpercaya di antara perusahaan, kustomer, pemimpin, karyawan, dan stakeholder

 2.7 Kriteria Keberhasilan Kepemimpinan

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya diukur dari produktifitas dan efektifitas pelaksanaan tugas-tugas yang dibebankan pada dirinya. Bila produktifitas naik dan semua tugas dilaksanakan dengan efektif, maka ia disebut sebagai pemimpin yang berhasil. Sedang apabila produktifitasnya menurun dan kepemimpinannya dinilai tidak efektif dalam jangka waktu tertentu, maka ia disebut sebagai pemimpin yang gagal.

Ada beberapa indikator yang dapat kita pakai sebagai petunjuk keberhasilan kepemimpinan dalam suatu organisasi, ialah sebagai berikut:

1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi (aspek ekonomis dan teknis)
2. Semakin rapinya sistem administrasi dan makin efektifnya manajemen yang meliputi:
a. Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan waktu yang makin ekonomis dan efesien.
b. The right man in the right place, dengan pendelegasian wewenang yang luas.
c. Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi dari semuabagian.
d. Target dan sasaran yang ingin dicapai selalu terpenuhi sesuai dengan ketentuan jadwal waktu.
e. Organisasi dengan cepat dan tepat dapat menyesuaikan diri pada tuntutan perkembangan dan perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi dan kondisi sosial politik dan ekonomis)
3. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang human sifatnya, antara lain berupa:
a. Terdapat iklim psikis yang mantap, sehingga orang merasa aman dan senang bekerja.
b. Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggungjawab, dan moral yang tinggi dalam organisasi.
c. Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif dan etik kerja yang tinggi.
d. Komunikasi forma dan informal yang lancar dan akrab.
e. Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi.
f. Tidak banyak terdapat penyelewengan dalam organisasi
g. Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.  

2.8 Kepemimpinan Dalam Wirausaha
Kepemimpinan adalah proses mengarahkan perilaku orang lain kearah pencapaian suatu tujuan tertentu. Pengarahan dalam hal ini berarti menyebabkan orang lain bertindak dengan cara tertentu atau mengikuti arah tertentu. Wirausahawan yang berhasil merupakan pemimpin yang berhasil memimpin para karyawannya dengan baik. Seorang pemimpin dikatakan berhasil jika percaya pada pertumbuhan yang berkesinambungan, efisiensi yang meningkat dan keberhasilan yang berkesinambungan dari perusahaan.

Para wirausahawan memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, mereka mengembangakan gaya kepemimpinan mereka sendiri sesuai dengan karakter pribadi merka dalam memajukan perusahaannya.

1. Perilaku Kepemimpinan

Perilaku pemimpin menyangkut dua bidang utama :
a. Berorientasi pada tugas yang menetapkan sasaran. Merencanakan dan mencapai sasaran.
b. Berorientasi pada orang yang memotivasi dan membina hubungan manusiawi
Ada tiga variabel utama yang tercakup dalam kepemimpinan
1. Kepemimpinan melibatkan orang lain seperti bawahan atau para pengikut
2. Kepemimpinan menyangkut distribusi kekuasaan
3. Kepemimpinan menyangkut penanaman pengaruh dalam rangka mengarahkan para bawahan

2. Tiga pendekatan utama kepemimpinan :

1. Pendekatan sifat-sifat (traits approach)
2. Pendekatan keperilakuan ( behavioral approach)
3. Sebab-sebab munculnya pemimpin

3. Orientasi Tugas Pemimpin

Seorang pemimpin cenderung menunjukkan pola-pola perilaku berikut :
  1. Merumuskan secara jelas peranan sendiri maupun stafnya
  2. Menetapkan tujuan yang sukar tapi dapat dicapai, dan memberitahukan orang-orang apa yang diharapkan dari mereka.
  3. Menentukan prosedur-prosedur untuk mengukur kemajuan menuju tujuan dan untuk mengukur pencapaian tujuan itu, yakin tujuan yang dirumusakan secara jelas dan khas.
  4. Melaksanakan peranan kepemimpinan secara aktif dalam merencanakan, mengarahkan membimbing dan mengendalikan kegiatan-kegiatan yang berorientasi pada tujuan.
  5. Berminat mencapai peningkatan produktifitas.


4. Orientasi Orang-Orang
Orang-orang yang kuat dalam orientasi orang cenderung menunjukkan pola sebagai berikut :

  1. Menunjukkan perhatian atas terpeliharanya keharmonisan dalam organisasi dan menghilangkan ketegangan jika timbul.
  2. Menunjukkan perhatian kepada orang sebagai manusia dan bukan sebagai alat produksi saja.
  3. Menunjukkan perhatian dan rasa hormat pada kebutuhan-kebutuhan, tujuan dan keinginan, perasaan dan ide karyawan.
  4. Mendirikan komunikasi timbal balik dengan karyawan.
  5. Mendelegasikan kekuasaan dan tanggung jawab, serta mendorong inisiatif.
  6. Menciptakan suasana kerjasama dan gugus kerja dalam organisasi.

Pemimpin yang orientasi orangnya rendah cenderung bersikap dingin dalam berhubungan dengan karyawan mereka, memusatkan perhatian pada prestasi individu dan persaingan daripada kerjasama, serta tidak pernah mendelegasikan tugas dan tanggung jawab

2.9 Keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dalam dunia wirausaha :

1. Keterampilan konseptual
Conceptual skills adalah kemampuan mental untuk mengkoordinasikan dan mengintegrasikan seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi. Ini mencakup kemampuan manajer untuk melihat organisasi sebagai suatu keseluruhan dan memahami hubungan antara bagian yang saling bergantung, serta mendapatkan, menganalisa dan menginterpretasikan yang diterima dari bermacam-macam sumber. 

2. Keterampilan kemanusiaan ( Human Skills)
Human skills adalah kemampuan untuk bekerja dengan memahami, dan memotivasi orang lain, baik sebagai individu ataupun kelompok. Manajer membutuhkan keterampilan ini agar dapat memperoleh partisipasi dan mengarahkan kelompoknya dalam pencapaian tujuan.

3. Keterampilan administrative 
Administrative skills adalah seluruh keterampilan yang berkaitan dengan perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, kepegawaian dan pengawasan. Keterampilan ini mencakup kemampuan untuk mengikuti kebijaksanaan dan prosedur, mengelola dengan anggaran terbatas dan sebagainya. Keterampilan administrative ini adalah suatu perluasan dari keterampilan konsepsual. Manajer melaksanakan keputusan-keputusan melalui penggunaan keterampilan administrative dan kemanusiaan. 

4. Keterampilan teknik 
Technical skills adalah kemampuan untuk menggunakan peralatan-peralatan, prosedur-prosesudr atau teknik-teknik dari suatu bidang tertentu, seperti akuntansi, produksi, penjualan atau pemesinan dan sebagainya. 

2.10 Karakteristik pemimpin dalam bidang kewirausahaan
  1. Penilai Risiko - aspek yang sangat penting dari kewirausahaan adalah mungkin yang paling disalahpahami dari semua. Banyak organisasi eksekutif bersedia mengambil risiko yang menyajikan dirinya sebagai sebuah terobosan atau tidak pernah-sebelum-peluang berusaha. Tapi tanpa meluangkan waktu dan usaha untuk benar-benar mengevaluasi atau mengeksplorasi potensi perangkap ide baru mereka, mereka tidak sangat mungkin untuk berhasil dalam usaha mereka. Dalam perjalanan melakukan bisnis, Anda selalu akan menghadapi sejumlah tantangan, masalah dan situasi yang menuntut perhatian Anda yang cepat, keputusan dan resolusi.
    Namun, setelah evaluasi hati-hati ada banyak risiko yang layak mengambil, terutama jika variabel mereka dapat diperiksa dan kemudian bekerja keluar dan jika mayoritas ketidakpastian tersebut ditentukan untuk menjadi baik untuk bisnis. Pada waktu itu, Anda harus bersedia menjadi resiko pengambil, jika tidak, anda tidak akan bertindak dalam kapasitas kepemimpinan yang efektif kewirausahaan.
  2. Bijaksana, Smart dan Menerima Ide Baru - Kebanyakan orang percaya menjadi pintar semua yang ada untuk menjadi seorang eksekutif yang sukses - tapi kebijaksanaan, kemauan untuk belajar hal baru dan penerimaan realitas baru dan sudut pandang juga sifat-sifat yang diperlukan untuk menang dalam kewirausahaan Anda perusahaan.Tentu saja, kepandaian anda, wawasan yang tajam, dan cerdas interaksi dengan orang lain akan membawa Anda jauh seluruh urusan bisnis Anda. Terlepas dari posisi Anda, situasi saat ini yang kompleks dan tekanan-dikemas memaksa Anda untuk menunjukkan ketangguhan mental, kewaspadaan dari perubahan keadaan dan intelijen mengenai tren. Mereka atribut akan membantu Anda mendapatkan rasa hormat dan kepercayaan dari klien Anda dan semua rekan Anda atau mitra.
  3.  Eksekutif Pengembangan Kepemimpinan - Ini masih kejutan saya untuk mendengar seseorang mengatakan bahwa kepemimpinan adalah bakat hanya beberapa orang dilahirkan dengan. Ya, itu benar bahwa bahan-bahan mentah dan karakteristik keunggulan kepemimpinan dapat sulit untuk mendeteksi atau menemukan di antara setiap massal acak atau tidak terorganisir individu.
    Tidak banyak orang yang secara alami memiliki jenis saraf yang diperlukan untuk memimpin. Namun, program yang inovatif pelatihan hari ini dengan mudah memberdayakan kelompok-kelompok besar orang biasa untuk belajar, memahami dan mengadopsi dasar-dasar prinsip-prinsip kepemimpinan terbukti kewirausahaan, praktek dan disiplin.
    Keterampilan kepemimpinan eksekutif akan melayani usaha Anda ketika kualitas pribadi dan perilaku membantu anda memandu, mempengaruhi, mengelola dan orang-orang langsung. Kemampuan ini akan memungkinkan Anda untuk menangani urusan bisnis Anda dengan lebih mudah dan emosi positif.
  4. Sebuah Gairah batin untuk Perusahaan Anda - Salah satu ciri penting dari pengusaha sukses adalah jumlah dan ruang lingkup semangat mereka antusias, penuh semangat mereka untuk bisnis mereka. Kita telah melihat tingkat tinggi sifat ini emosional dalam banyak pelayanan publik, pemimpin pemerintahan dan komersial yang juga anggota pendiri organisasi mereka.

    Tidak ada pengembangan kepemimpinan eksekutif atau program pelatihan yang inovatif dapat "mengajar" anda bagaimana memiliki kerinduan intens dan keinginan untuk usaha Anda. Anda sendiri harus memiliki, mempertahankan dan meningkatkan antusiasme dan ketertarikan Anda tanpa kompromi dalam kegiatan bisnis Anda. Ketika drive Anda, tekad dan semangat mencapai puncaknya, Anda akan baik pada jalan menuju sukses operasi dan mengembangkan bisnis Anda.
  5. Kejujuran, Integritas, Trustworthy - Setiap organisasi dibangun dan tergantung pada hubungan positif. Beberapa ahli manajemen mengatakan bahwa kepemimpinan kewirausahaan berarti mendedikasikan dan investasi delapan puluh persen (80%) dari waktu seseorang dalam mengembangkan, mengatur dan memperkuat hubungan dengan rekan, pelanggan dan stakeholder lainnya.


 2.11   Prinsip Kepemimpinan Kewirausahaan
Menguasai sepenuhnya prinsip dan tindakan kepemimpinan wirausaha adalah suatu proses yang menuntut pertumbuhan seiring dengan tiga komponen,yaitu pengembangan pribadi individu, efektifitas kerja sama tim dan perubahaan organisasi. Keseluruhan butir kepemimpinan wirausaha adalah bahwa dia membangkitkan yang terbaik dari setiap individu, tim dan organisasi, ingat bahwa kepemimpinan wirausaha adalah menanamkan keyakinan untuk berpikir, berprilaku dan bertindak dengan cara wirausaha dengan pemikiran menyadari sepenuhnya tujuan yang sesungguhnya dan organisasi demi pertumbuhan yang menguntungkan bagi semua stakeholders yang terlibat. Berikut ini  10 prinsip dan pelaksanaan yang mengajarkan dan menumbuhkan prinsip kegiatan yang akan mengembangkan atribut kepemimpinan wirausaha kepada seluruh organisasi.[3]

1. Purposeful (memiliki tujuan yang jelas untuk dicapai)
Memiliki tujuan yang jelas berarti punya pendirian, memiliki fokus, memiliki keyakinan akan keputusannya, memiliki kemampuan memutuskan, dan berdaya tahan, sesungguhnya merupakan kualitas pencapaian yang sukses dan tuntutan tujuan apa pun.

2. Responsible
Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya membutuhkan evaluasi yang teratur. Kebiasaan memahami tanggung jawab terhadap apa yang dipikirkan dan dilakukan merupakan hal bernilai. Menanamkan akuntabilitas yang sebenarnya pada diri orang lain membutuhkan pujian dan evaluasi kinerja yang teratur. kebiasaan semacam ini  akan mengembangkan loyalitas yang lebih mendalam dan pemahaman yang lebih besar sebagaimana tanggungjawab yang kita harapkan dari orang lain.

3. Integritas (nilai yang sejati)
Kualitas yang tidak dapat diabaikan adalah melakukan sesuatu yang benar berdasarkan kesadaran akan kehormatan dan penghargaan pada orang lain. Serta memahami apa yang benar untuk dilakukan dan secara nyata mengerjakannya berarti memilki integritas.

4. Nonconformity (ketidakcocokan)
Konformis tidak dilahirkan, mereka dibuat. Sesungguhnya tekanan terus-menerus memborbadir individu dengan maksud bahwa mereka dapat diizinkan untuk mendaki dari tangga penerimaan untuk sukses, datang dari semua sisi, hanya berbeda sedikit dari generasi ke genarasi.

5. Coureqeous (keberanian)
Ketika keberanian terhadap pendirian dan keberanian untuk menjadi diri  sendiri dan mengikuti jalan yang dipercaya sebagai yang terbaik merupakan kekuatan sejati yang berkembang secara alami.

6. Intuitive (keputusan yang sebenarnya)
Keputusan yang sebenarnya adalah sesuatu yang mempengaruhi masa depan dan keberhasilan. Sedikit orang akan berpendapat bahwa salah satu kemampuan yang terpenting dalam bisnis adalah untuk maju bersama dengan yang lain.

7. Patience (kesabaran)
Sabar terhadap sesuatu yang hasilnya sudah tertentu karena dalam kepastian, hanya sedikit ruang untuk kecemasan. Kesabaran merupakan kunci dasar dalam membangun maupun mempertahankan hubungan.ketidak sabaran merupakan pembalasan keadilan dari relasi dengan relasi konsumen.keyakinan dalam apa yang anda kerjakan dan memiliki kepastian bahwa segala sesuatu terjadi pada saat yang tepat dan ditempat yang tepat.

8. Listen (mendengarkan)
Mendengarkan merupakan suatu hal vital dalam bisnis, khususnya dalam tiga area utama, namun jarang kita menyediakan waktu untuk mereka satu persatu area pertamaberkaitan dengan siapa saja memiliki tanggung jawab besar untuk mengajarkan. Areakedua adalah siapa saja yang terlibat dalam suatu posisi tanggungjawab seharusnya selalu memiliki kemauan untuk mendengarkan ide dan pemikiran kolega –koleganya. Areaketiga berkaitan dengan mendengarkan menggunakan suatu cara hingga meyadari pada kenyataan dipasaran.

9. Enthusiasm (antusiasme)
Optimisme dan anthusiasme keduanya saling membantu tidak mungkin ada seseorang yang pesimis sekaligus antusias. Antuasisme satu orang akan berbeda dengan yang lain. Namun, kita akan mengenali ketika orang lain memilikinya. Dia bergairah dalam apa yang mereka kerjakan dan keyakinan mereka menular kepada yang lain.

10. Service (layanan)
Layanan produk atau ide haruslah menciptakan nilai tambah, supaya keberhasilan itu dapat bertahan. Kepemimpinan wirausaha melibatkan penciptaan nilai melalui layanan yang maksimal melalui kesempatan /peluang.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam lingkungan bisnis ada keterkaitan antara pengaruh kepemimpinan dengan kinerja yang akan diperlihatkan khususnya oleh bawahannya serta kepemimpinan pun tidak terlepas dari yang namanya kekuasaan.

Diharapkan dengan kita mempelajari dan memahami arti kepemimpinan kita bisa membawa dan mengarahkan diri kita serta orang lain ke arah yang hendak dituju.

Namun tidak terlepas dari itu seorang pemimpin harus selalu menjaga kehormatan dan kewibawaannya dari sifat-sifat tidak terpuji, karena bila hal itu tidak terlaksana maka orang lain khususnya bawahan yang anda bawa akan melihat anda sebagai orang yang gagal dan anda akan kehilangan kewibawaan maka dari itu sifat-sifat teladan dan terpuji harus selalu ada dan tertanam dalam diri kita.

Mengingat peran dan tugas kita di Bumi sebagai manusia ialah menjadi pemimpin, maka sudah seharusnya kita memahami dan menjalankan tugas dan peranan tersebut dengan baik. Setidaknya mulai dari lingkup yang terkecil, yaitu diri kita sendiri, selanjutnya ialah lingkungan sekitar kita. Berbagai informasi mengenai kepemimpinan telah kita bahas bersama pada penjelasan-penjelasan sebelumnya. Ada baiknya, sebagai pemimpin, kita juga mengasah kemampuan diri untuk menjadi pemimpin yang ideal, yang tentunya dapat menjalankan tugas dengan baik dan tegas, namun dicintai semua anggota. Ada banyak jenis dan gaya kepemimpinan yang telah berhasil diklasifikasikan oleh para ahli. Semuanya baik, terserah kita mau memberlakukan yang mana. Pemilihan jenis dan gaya kepemimpinan cenderung disesuaikan dengan karakter masing-masing individu. Hal itu guna optimalisasi dan efektivitas kepemimpinan yang akan dijalankan.

3.2 Rekomendasi
Sebagai mahasiswa, sebaiknya kita menanamkan jiwa kepemimpinan terhadap diri kita sendiri, agar nantinya bisa menjadi pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan juga mempunyai jiwa kewirausahaan.











DAFTAR PUSTAKA

Kartini Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1983, 
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/kepemimpinan-dalam-berwirausaha/
J. Winardi, Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta: Kencana, 2008
http://www.google.com/kewirausahaan/
http://www.google.com/kepemimpinan/
Google http://emperordeva.wordpress.com/about/makalah-tentang-kepemimpinan/











































BIODATA

Nama : Tatang Hadi Suparjo
Tempat Tanggal Lahir : Ciamis, 14 Februari 1979
Alamat : Jl. Nusawiru Dusun Kalenwadas Rt 04/09 
  Desa/Keca. Cijulang Kab. Pangandaran
Agama : Islam
Status : Nikah ( Anak Ke 1 Dari 4 Bersaudara )
Pekerjaan : PNS
Kewarganegaraan : WNI
Pendidikan : SDN Babakan 1986 – 19991
  SMPN 2 Padaherang 1991 – 1993
  SMK PUTRA PND 2000 – 2003
  S1 GALUH 2013 - 2016









0 Response to "Makalah Implikasi Teori Kepemimpinan Awal Dalam Kewirausahaan"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, bila ada kesulitan silahkan bertanya