Makalah Tentang Penerapan Tasamuh Di Dalam Kehidupan Remaja



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, artinya ia tidak bisa hidup sendiri. Oleh sebab itu, kondisi demikian memaksa untuk membutuhkan satu sama lain. Untuk itu, mereka perlu mengembangkan sikap tasamuh.

Belakangan ini, agama adalah sebuah nama yang terkesan membuat gentar, menakutkan, dan mencemaskan. Agama di tangan para pemeluknya sering tampil dengan wajah kekerasan. Dalam beberapa tahun terakhr banyak muncul konflik, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama. Pandangan dunia keagamaan yang cenderung anakronostik memang sangat berpotensi untuk memecah belah dan saling klaim kebenaran sehingga menimbulkan berbagai macam konflik. Fenomena yang juga terjadi saat ini adalah muncul dan berkembangnya tingkat kekerasan yang membawa-bawa ama agama (mengatasnamakan agama) sehingga realitas kehidupan beragama yang muncul adalah saling curiga mencurigai, saling tidak percaya, dan hidup dalam ketidak harmonisan.

Toleransi yang merupakan bagian dari visi teologi atau akidah Islam dan masuk dalam kerangka system teologi Islam sejatinya harus dikaji secara mendalam dan diaplikasikan dalam kehidupan beragama karena ia adalah suatu keniscayaan social bagi seluruh umat beragama dan merupakan jalan bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama.

B. Permasalahan Yang Dihadapi

Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama dihadapkan pada serangkaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya. Perbedaan agama adalah fenomena nyata yang ada dalam kehidupan, karena itu toleransi sangat dibutuhkan.

Semua orang tahu bahwa agama Islam adalah agama yang paling toleran terhadap pemeluk agama dan kepercayaan lain. Seseorang tidak pernah dipaksa masuk kedalam agama Islam, bila dia tidak mau. Dalam sejarah belum pernah terjadi, ada seseorang masuk Islam karena dipaksa, diancam atau diintimidasi. Sebab dalam pandangan Islam, setiap orang wajib dihormati kebebasanya dalam menentukan jalan hidupnya.

Kebebasan dan toleransi merupakan dua hal yang seringkali dipertentangkan dalam kehidupan manusia. Secara khusus dalam komunitas yang beragam dan akan lebih rumit ketika dibicarakan dalam wilayah agama. Kebebasan beragama dianggap sebagai sesuatu yang menghambat kerukunan tidak adanya toleransi), karena dalam pelaksanaan kebebasan mustahil seseorang tidak menyentuh kenyamanan orang lain. Akibatnya, pelaksanaan kebebasan menghambat jalannya kerukunan antarumat beragama.

Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.

Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial, artinya ia tidak bisa hidup sendiri. Oleh sebab itu, kondisi demikian memaksa untuk membutuhkan satu sama lain. Untuk itu, mereka perlu mengembangkan sikap tasamuh. 

Belakangan ini, agama adalah sebuah nama yang terkesan membuat gentar, menakutkan, dan mencemaskan. Agama di tangan para pemeluknya sering tampil dengan wajah kekerasan. Dalam beberapa tahun terakhr banyak muncul konflik, intoleransi, dan kekerasan atas nama agama. Pandangan dunia keagamaan yang cenderung anakronostik memang sangat berpotensi untuk memecah belah dan saling klaim kebenaran sehingga menimbulkan berbagai macam konflik. Fenomena yang juga terjadi saat ini adalah muncul dan berkembangnya tingkat kekerasan yang membawa-bawa ama agama (mengatasnamakan agama) sehingga realitas kehidupan beragama yang muncul adalah saling curiga mencurigai, saling tidak percaya, dan hidup dalam ketidak harmonisan.

Toleransi yang merupakan bagian dari visi teologi atau akidah Islam dan masuk dalam kerangka system teologi Islam sejatinya harus dikaji secara mendalam dan diaplikasikan dalam kehidupan beragama karena ia adalah suatu keniscayaan social bagi seluruh umat beragama dan merupakan jalan bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama.

B. Permasalahan Yang Dihadapi

Pada era globalisasi sekarang ini, umat beragama dihadapkan pada serangkaian tantangan baru yang tidak terlalu berbeda dengan yang pernah dialami sebelumnya. Perbedaan agama adalah fenomena nyata yang ada dalam kehidupan, karena itu toleransi sangat dibutuhkan. 

Semua orang tahu bahwa agama Islam adalah agama yang paling toleran terhadap pemeluk agama dan kepercayaan lain. Seseorang tidak pernah dipaksa masuk kedalam agama Islam, bila dia tidak mau. Dalam sejarah belum pernah terjadi, ada seseorang masuk Islam karena dipaksa, diancam atau diintimidasi. Sebab dalam pandangan Islam, setiap orang wajib dihormati kebebasanya dalam menentukan jalan hidupnya.

Kebebasan dan toleransi merupakan dua hal yang seringkali dipertentangkan dalam kehidupan manusia. Secara khusus dalam komunitas yang beragam dan akan lebih rumit ketika dibicarakan dalam wilayah agama. Kebebasan beragama dianggap sebagai sesuatu yang menghambat kerukunan tidak adanya toleransi), karena dalam pelaksanaan kebebasan mustahil seseorang tidak menyentuh kenyamanan orang lain. Akibatnya, pelaksanaan kebebasan menghambat jalannya kerukunan antarumat beragama.
Kebebasan beragama pada hakikatnya adalah dasar bagi terciptanya kerukunan antar umat beragama. Tanpa kebebasan beragama tidak mungkin ada kerukunan antar umat beragama. Kebebasan beragama adalah hak setiap manusia. Hak untuk menyembah Tuhan diberikan oleh Tuhan, dan tidak ada seorang pun yang boleh mencabutnya.

 Demikian juga sebaliknya, toleransi antarumat beragama adalah cara agar kebebasan beragama dapat terlindungi dengan baik. Kebebasan dan toleransi tidak dapat diabaikan. Namun yang sering kali terjadi adalah penekanan dari salah satunya, misalnya penekanan kebebasan yang mengabaikan toleransi dan usaha untuk merukunkan dengan memaksakan toleransi dengan membelenggu kebebasan. Untuk dapat mempersandingkan keduanya, pemahaman yang benar mengenai kebebasan beragama dan toleransi antar umat beragama merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat. 


BAB II
PEMBAHASAAN


A. Pengertian Tasamuh
Tasamuh atau Toleransi menurut arti bahasa adalah tenggang rasa sedangkan menurut istilah saling menghargai antara sesama manusia. Manusia adalah makhluk sosial, artinya ia tidak bisa hidup sendiri. Mereka masing-masing saling membutuhkan.

Tasamuh (toleransi) adalah rasa tenggang rasa atau sikap menghargai dan menghormati terhadap sesama, baik terhadap sesama muslim maupun dengan non muslim. Sikap tasamuh juga berarti sikap toleran yaitu tidak mementingkan diri sendiri dan juga tidak memaksakan kehendak. Dalam falsafah Jawa sikap tasamuh ini sering disebut dengan tepo seliro, artinya mengukur segala sesuatu dengan introspeksi pada diri sendiri. Kalau aku senang orang lain pun senang, kalau aku tidak suka orang lain juga tidak suka. Orang yang tasamuh senantiasa berusaha membina persaudaraan dan menghindari konflik dengan orang lain. Ia memiliki prinsip hidup dan falsafah, ”Teman seribu terasa kurang, musuh satu terlalu banyak”. Juga istilah dalam falsafah Jawa, “Yen kowe dijiwit krasa lara, aja njiwit wong liya”.

Islam mengajarkan bahwa sesama muslim harus bersatu serta tidak boleh bercerai-berai, bertengkar, dan bermusuhan. Karena sesama muslim adalah saudara. Terhadap pemeluk agama lain, kita diperintahkan agar bersikap tasamuh. Sikap tasamuh terhadap non muslim itu hanya terbatas pada urusan yang bersifat duniawi, tidak menyangkut masalah akidah, syari’ah dan ubudiyah. Firman Allah SWT :

“ Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”.(QS.Ali Imran: 19)

B. Penerapan Toleransi

Sudah menjadi kehendak Allah SWT kalau bangsa Indonesia merupakan bangsa yang majemuk. Kemajemukan (keragaman) bangsa kita meliputi keragaman suku, ras, dan agama. Keragaman ini merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan untuk membangun bangsa Indonesia menjadi bangsa yang besar. Sebaliknya, keragaman ini juga bisa berdampak kepada konflik antarkelompok bernuansa SARA (suku, agama, ras, an antargolongan) yang sangat merugikan. Keragaman bangsa Indonesia bisa menjadi potensi yang besar untuk membangun manakala segala perbedaan yang ada, diambil nilai positifnya. Karena adanya keragaman, maka orang Jawa bisa dengan mudah merasakan masakan Padang, orang Irian bisa merasakan enaknya lumpia Semarang, orang Aceh bisa merasakan sate Madura, orang Dayak bisa belajar membuat empek-empek Palembang. Karena keragaman itu pula, bangsa Indonesia kaya akan budaya, baik berupa seni tari, arsitektur rumah, upacara adat, dan keragaman lain.

Tasamauh atau toleransi ini sendiri merupakan salah satu pilar dalam ajaran Islam. Agama Islam adalah agama yang cinta damai dan mengajarkan kedamaian. Bangsa Arab yang dulunya merupakan bangsa yang suka bertikai antarkelompok, antarkabilah, dan antarsuku, dengan kedatangan Islam mereka menjadi bangsa yang damai. Dan kunci dari perdamaian itu adalah adanya kesadaran bertoleransi antarkelompok dan antarindividu. Dengan demikian, umat Islam yang benar-benar memahami ajarannya, tentu harus bersikap toleran, baik kepada saudara-saudaranya sesama Islam maupun kepada orang yang beragama selain Islam.
Firman Allah SWT :


“Hai manusia, sesungguhnya Aku menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang lebih dicintai oleh Allah adalah yang lebih bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (QS. Al Hujurat : 11)

Penerapan toleransi atau tasamuh antara lain :

  1. Toleransi terhadap sesama muslim
    Toleransi terhadap sesama muslim merupaka suatu kewajiban, karena di samping sebagai tuntutan social juga merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah yang sama. Sabda rasulullah saw : “tidak sempurna iman di antara kamu, sehingga mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri”.(HR. bukhari dan muslim) agama islam memberikan tuntunan kepada para pemeluknya untuk hidup rukun dan menjalankan kehidupan masyarakat yang baik. Hal tersebut di dasarkan bahwa sesama muslim merupakan sebuah kesatuan yang utuh sehingga di harapkan dapat saling menjaga aqidah keislaman dengan kuat, bahu membahu dalam kehidupannya serta tidak saling terpecah belah satu sama lain.

    Apabila umat islam dapat mengembangkan sikap toleransi dalam kehidupannya, maka kehidupan masyarun, damai, dan harmonis. Dengan kuatnya umat islam memegang akidah keislaman, umat islam akan dapat bersatu dan menjadi pengayom bagi umat beragama lainnya seperti pada zamannya rasulullah saw.

  2. Toleransi terhadap non muslim
    Manusia di samping sebagai makhluk individu juga sebagai makhluk social, artinya di samping memiliki kehidupan pribadi juga memiliki kehidupan yang terkait dengan kepentingan orang lain, yaitu bermasyarakat. Setiap manusia memilki hak asasi yang paling mendasar dan tidak dapat di paksakan, yaitu hak memilih dan meyakini agama dan hal ini mendapatkan perlindungan dari Negara dan dunia internasiona. Di dalam islam mengajarkan tentang hak tersebut dan mengajarkan tentang bagaimana bersikap terhadap orang-orang yang memiliki keyakinan di luar islam yaitu sikap tasamuh atau toleransi terhada agama lain. Sikap toleransi/tasamuh sangat penting di terapkan dalam kehidupan berbangsa, bermasyarakat dan beragama. Apabila tidak ada sikap toleransi dan saling menghargai antara pemeluk satu dan pemeluk yang lain , maka terjadilah perpecahan, pertengkaran, dan permusuhan, dan yang paling menakutkan adalah pertumpahan darah.

    Toleransi untuk menghargai dan menghormati peribadahan pemeluk agama lain itu bukan berarti mengikuti ajaran mereka. Akan tetapi, bentuk penghargaannya adalah memberikan kesempatan orang lain beribadah dan tidak mengikuti ibadahnya sehingga tercipta hubungan yang baik.

    Islam memberikan landasan kepada setiap orang untuk melakukan ibadah sesuai dengan keyakinan yang di anutnya, hal ini di dasarkan firman allah swt :

    “ bagimu agamamu dan bagiku agamaku”. (QS. Al kafirun ayat 6)

    Yang di kembangkan dalam toleransi adalah kebersamaan dalam membangun sebuah masyarakt yang damai, tenang dan aman, sehingga dapat memberikan dampak positif dalam kemajuan masyarakat luas.


C. Fungsi Toleransi

Sikap toleran dan baik hati terhadap sesama terlebih lagi dia seorang muslim pada akhirnya akan membias kembali kepada kita. Misalnya kita akan banyak memperoleh kemudahan dan peluang hidup karena adanya relasi (hubungan) baik. Di samping itu Allah akan membalas semua kebaikan kita di akhirat kelak. sabda rasulullah SAW : “ Siapa yang membantu menghilangkan kesulitan orang mukmin satu kesulitan di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan kesulitan dia dari kesulitan pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang memberikan kemudahan kepada orang yang menghadapi kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat.” (HR. Muslim).

Adapun toleransi terhadap nonmuslim mempunyai batasan – batasan tertentu. Selama mereka mau menghargai kita, tidak menyerang, dan tidak mengusir kita dari kampung halaman, mereka pun harus kita hargai. Karena pada dasarnya sama sebagai makhluk Allah SWT. Begitu indahnya ajaran Islam sehingga digambarkan dengan kalimat : “ Jadilah kamu hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Muslim)
Bersikap tasamuh bukan berarti kita toleran terhadap sesuatu secara membabi buta tanpa memiliki pendirian. Sikap tersebut harus dibarengi dengan suatu prinsip yang adil dan membela kebenaran. Kita tetap harus tegas dan adil jika dihadapkan pada suatu masalah baik menyangkut diri sendiri, keluarga, ataupun orang lain. Walaupun keputusan tersebut akan berakibat pahit pada diri sendiri. Rasulullah SAW bersabda : “ Katakanlah yang haq sekalipun pahit rasanya.” (HR. Abu Dzar Al Ghifari).
Allah SWT berfirman :

“ Hai orang-orang yang beriman! Hendaklah kamu menjadi orang-orang yang benar-benar berdiri menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi untuk adil. Dan janganlah kamu didorong oleh permusuhan terhadap suatu kaum, sampai kamu tidak berlaku adil. Berbuat adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al Maidah : 8)


Tasamuh adalah sikap tenggang rasa terhadap sesama dalam masyarakat dimana kita berada. Tasamuh yang juga seriang disebut toleransi dalam ajaran Islam adalah toleransi sosial kemasyarakatan, bukan toleransi di bidang aqidah keimanan. Dalam bidang aqidah keimanan, seorang muslim meyakinin bahwa Islam satu-satunya agama yang benar yang diridhoi Allah SWT.


" Sesungguhnya agama (yang diridhoi) di sisi Allah hanya Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi AlKitab, kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian diantara mereka. barang siapa yang kufur terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya”. (QS. Ali Imron 19)


Sikap yang menganggap bahwa semua agama adalah benar tidak sesuai dengan keimanan seorang muslim dan tidak relevan dengan pemikiran yang logis, meskipun dalam pergaulan kemasyarakatan Islam sangat menekankan prinsip tasamuh. Setiap muslim diperintahkan untuk bersikap tasamuh terhadap orang lain yang berbeda agama atau berbeda pendirian.

Perbedaan pendapat antara individu yang satu dengan individu yang lainnya dalam masyarakat sudah menjadi ketentuan Allah yang diberikan kepada setiap individu manusia. Dalam sejarah kehidupan Rasulullah SAW, tasamuh telah ditampakan pada masyarakat Madinah. Pada saat itu Nabi dan kaum muslimin hidup berdampingan dengan masyarakat Madinah yang beragama lain.

Tasamuh atau sikap tenggan rasa dapat memelihara kerukunan hidup dan memelihara kerja sama yang baik dalam kehidupan bermasyarakat. Tasamuh berfungsi sebagai penertib, pengaman dan pendamai dalam komunikasi dan interaksi sosial.

D. Perilaku dalam Menerapkan Tasamuh

Dalam mengamalkan tasamuh kita dianjurkan supaya melakukan hal – hal diantaranya :
  1. Tanamkan niat yang ikhlas untuk membiasakan diri bersikap tasamuh
  2. Tanamkan keyakinan bahwa bersikap tasamuh itu merupakan kewajiban bagi muslim
  3. Yakinkan dalam hati bahwa berakhlak tasamuh akan mendatangkan kebaikan dan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain.
  4. Mulailah bersikap tasamuh dari yang paling mudah kemudian ditingkatkan pada hari – hari mendatang
  5. Berdoalah kepada Allah SWT agar diberi kekuatan membiasakan diri bersikap tasamuh.
E. Manfaat dan hikmah sikap tasamuh

a. Menjalin ukhuwah, persatuan, dan kesatuan dalam bermasyarakat
b. Menciptakan keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat
c. Terwujudnya kerukunan dan terhindar dari perpecahan
d. Terwujudnya ketenangan dan terhindar dari ketegangan dan konflik
e. Menghilangkan hasud, fitnah, kebencian, dendam dan permusuhan
f. Menciptakan rasa aman, tenang, tenteram, dan damai di masyarakat
g. Menimbulkan sikap saling menghormati antar sesama.

BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan

    Toleransi dalam beragama bukan berarti kita harus hidup dalam ajaran agama lain.Namun toleransi dalam beragama yang dimaksudkan disini adalah meng- hormati agama lain. Dalam bertoleransi janganlah kita berlebih-lebihan sehingga sikap dan tingkah laku kita mengganggu hak-hak dan kepentingan orang lain. Lebih baik toleransi itu kita terapkan dengan sewajarnya. Jangan sampai toleransi itu menyinggung perasaan orang lain. Toleransi juga hendaknya jangan sampai merugikan kita, contohnya ibadah dan pekerjaan kita.

  2. Saran

    Perlunya peningkatan Tasamuh dalam kehidupan sehari – hari harus diawali dari niat dalam diri kita sendiri serta hanya mengharapkan keridhoan – Nya. Sikap Tasamuh perlu diterapkan dalam kehidupan yang semakin lama semakin berkembang, dan perbedaan – perbedaan kehidupan bukan suatu halangan untuk kita membiasakan diri untuk bersikap Tasamuh terhadap sesama baik sesama muslim maupun dengan non muslim. Mari kita bersama – sama membiasakan diri untuk hidup bertasamuh sehingga kedamaaian dan persamaan dalam kehidupan di masyarakat bisa tercipta.
DAFTAR PUSTAKA

http://islamwiki.blogspot.com/2008/12/tasamuh.html
http://zaenaltegal.blogspot.com/2010/05/sifat-tasamuh.html
Junaidi Hidayat, dkk : Akidah dan Akhlak  untuk MTs / SMP PAI ; Penerbit Erlangga ; Jakarta ; 2009 
(Pendidikan Agama Islam (Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Penerbit : Tenta Karya Mandiri.)

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa saya ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang berjudul “ Penerapan Tasamuh dalam Kehidupan Remaja ”.

Makalah ini dapat disusun sebagai wahana untuk menambah pengetahuan, sebagai teman belajar, dan sebagai referensi tambahan dalam belajar Agama Islam. Makalah ini dibuat sedemikian rupa agar pembaca dapat dengan mudah mempelajari dan memahami tentang penerapan tasamuh .

Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada semua pihak yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam mempersiapkan, melaksanakan, dan menyelesaikan penulisan makalah ini. Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan dalam menyempurnaan makalah selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya umumnya bagi para pembaca untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Pendidikan Agama Islam.


Cimerak, Maret 2012

Penulis


Baca juga : 

0 Response to "Makalah Tentang Penerapan Tasamuh Di Dalam Kehidupan Remaja"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, bila ada kesulitan silahkan bertanya