Makalah Budidaya Tanaman Jagung
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Jakarta, 05 Maret 2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………….. i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………... 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………... 1
1.2 Tujuan ……………………………………………………………………. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA …………………………………………….. 3
2.1 Jagung ……………………………………………………………………. 3
2.1.1 Sistematika dan Botani ………………………………………………… 3
2.1.2 Kandungan Gizi ………………………………………………………... 7
BAB III SYARAT TUMBUH TANAMAN JAGUNG ……………………. 8
3.1 Pedoman Teknis Budidaya ………………………………………………. 9
3.2 Teknik Penanaman ………………………………………………………. 10
3.3 Panen …………………………………………………………………….. 16
BAB IV PENUTUP …………………………………………………………. 17
4.1 Kesimpulan ………………………………………………………………. 17
4.2 Saran ……………………………………………………………………... 17
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………….. 18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman jagung manis merupakan komoditas palawija yang layak dijadikan komoditas unggulan agrobisnis tanaman pangan. Prospek pengembangan usaha tani jagung manis sangat cerah dalam rangka meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, sebagai sumber pendapatan Negara.
Usaha meningkatkan produksi produktivitas jagung manis nasional ditempuh melalui program ekstensifikasi, intensifikasi, diversivikasi, dan rehabilitasi yang ditunjang pula dengan program penanaman jgung manis diluar musim melalui penerapan pola tanam yang sesuai di suatu daerah. Kornponen terbesar di dalam biji jagung manis adalah karbohidrat, terutama berupa pati. Secara kimia, pati adalah polimer dari unit-unit glokasa anhidro (C6H10O50) dan juga lemak yang berfungsi sebagai bahan cadangan energi. Pati jagung terdiri dari amilosa dan amilokpeti, namun komposisi kedua komponen tersebut berbeda pada setiap varietas, sehingga mempengaruhi sifat gelatinasi masing-masing varietas jagung.
Kacang tanah (Arachis Hypogaea L.) merupakan tanaman polong- polongan atau legum dari fannili Fabaceae, kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Kacang tanah merupakan sejenis tanaman tropika. Ia tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (l hingga 1 ½ , kaki) dan mengeluarkan daun-daun kecil dan merupakan tanaman pangan berupa semak yang berasal dari Amerika Selatan tepatnya berasal dari Brazilia Penanaman pertama kali dilakukan oleh orang Indian (suku asli bangsa Amerika).
Di Benua Amerika penanaman berkembang yang dilakukan oleh pendatang dari Eropa kacang Tanah ini pertama kali masuk ke lndonesia pada awal abad ke-17, dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis.
Nama lain dari kacang tanah adalah kacang una, suuk, kacang jebrol, kacang bandung, kacang tuban, kacang kole, kacang banggala Bahasa Inggrisnya kacang tanah adalah peanut atau groundnut.
1.2 Tujuan
Untuk mengenal teknik budidaya jagung manis yang baik dan benar dalam melakukan budidaya jagung
BAB II
TTNJAUAN PUSTAKA
2.1 Jagung
2.1.1 Sistematika dan Botani
Tanaman jagung manis teunasuk kedalam keluarga (famili) rumput- rumputan (Gramineae). Dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan kedudukan tanaman jagung diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Speunatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Livisio : Angiospeunae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledore (berkeping satu)
Ordo : Graminae (rumput-rumputan)
Famili : Graminaceae
Genus : Zea
Species :Zea mays saccharata Linn.
Tanaman jagung manis temasuk jenis tumbuhan semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan Paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif.
Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umunnya berketinggian antara lm sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggt 6 m. Tinggi tanaman biasa diukur dari peunukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umurnnya jagung tidak memiliki kemarnpuan ini.
Secara morfologi, bagian atau organ-oragan penting tanaman jagung sebagai berikut:
l. Akar
Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Akar tanaman jagung manis dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dalam kondisi tanah yang sesuai untuk pertumbuan dan perkembangan. Pada kondisi tanah yang subur dan gembur, jumlah akar tanaman jagung manis cukup banyak sedangkan pada tanah yang kurang baik akar yang tumbuh jumlahnya terbatas atau sedikit. Perakaran tanaman jagung manis diawali dengan Proses perkecambahan biji. Pertumbuhan kecambah biji jagung manis dimulai dengan akar kecambah, kemudian diikuti calon batang, Bersamaan dengan tumbuhnya akar kecambah akan tumbuh pula akar primer yang muncul pada buku terbawah. Selanjutnya setelah l0 hari berkecambah akan tumbuh akar adventif yang muncul pada buku di atasnya.
Akar kecambah dan akar primer tumbuhnya bersifat sementara, sedangkan akar adventif terus tumbuh selama tanaman jagung manis tetap hidup. Pertumbuhan akar tanaman jagung manis pada umur 4 minggu mencapai kedalaman 45 cm, dan disekitar pangkal batang juga dipadati sejumlah akar dan cabang-cabang akar. Fungsi akar adventif adalah untuk memperkuat berdirinya dan membantu menyangga tegaknya tanaman jagung dan menambah organ penghisap air dan garam-garam tanah.
2. Batang
Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana sorgum dan tebu, namun tidak seperti padi atau gandum. Batang tanaman jagung manis bentuknya bulat silindris, tidak berlubang dan beruas-ruas sebanyak 8 - 20 ruas. Ruas terbungkus pclepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh namun tidak banyak menganduag lignin. Jumlah ruas tersebut teryantung pada varietas jagung manis yang ditanm dan umur tanaman.
Fungsi batang yang berisi berkas-berkas pembuluh adalah sebagai media pengangkut zat-zat makanan dari atas ke bawah atau sebaliknya, Zat-zat yang diserap oleh akar berupa unsur-unsur hara yang diangkut ke atas melalui berkas-berkas pembuluh menuju daun tanaman untuk selanjutnya dengan proses asimilasi dihasilkan zal-zat makan yang dikirim keberbagai jaringan tanaman.
3. Daun
Daun jagung adalah daun sempurna. Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat ligula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Peunukaan daun ada yang licin dan ada yang berarnbut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki familia Poaceae. Setiap stoma dikelilingi sel-sel epideunis berbentuk kipas. Struktur ini berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Struktur daun terdiri atas tiga bagan, yaitu kelopak daun, lidah daun, dan helaian daun.
Jumlah daun tiap tanaman bervariasi antara 8-48 helai. Ukuran daun berbeda-beda yaitu panjang antara 30-l50 cm dan lebar mencapai 15 cm. Letak daun pada batang bersilangan. Daun jagung mempunyai lidah dan telinga daun yang terletak dipangkal daun. Lidah daun berfungsi untuk mengatasi masuknya air dari atas (air hujan) kedatam batang tanaman jagung, sehingga terhindar dari kebusukan. Daun berfungsi sebagai tempat terjadinya prosesing makanan tanaman makanan (asimilasi), mengatur kelebihan air dan sekaligus menstabilkan suhu yang dibutuhkan tanaman, serta sumber zar hijau daun (klorofil) sebagai organ fotosintesis.
Jagung memiliki bunga jantan dan bunga betina yang terpisah (diklin) dalam satu tanaman (monoecious). Tiap kuntum bunga memiliki struktur khas bunga dari suku Poaceae, yang disebut floret. Pada jagung, dua floret dibatasi oleh sepasangg glumae (tunggal: gluma). Bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman, berupa karangan bunga (inflorescence). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas.
Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelepah daun. Pada urnumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai varietas prolific. Bunga jantan Jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari Iebih dini daripada bunga betinanya (protandri).
Bunga betina terdiri atas sel telur atau ovari yang dilindungi oleh carpel. Carpel ini tumbuh menjadi rambut-rambut. Tangkai kepala putik merupakan rambut atau benang yang berjumbai diujung tongkol sehingga kepala putiknya menggantung diluar tongkol. Persarian bunga jagung manis terjadi pada pagi hari. Jumlah serbuk sari sekitar 2-5 juta per tanaman. Serbuk sari terbentuk selama 7-15 hari, Persarian tanaman jagung manis dibantu oleh angin dan serangga penyerbuk. Persarian silang dapat terjadi pada jarak sejauh 400 m. Persarian akan gagal apabila suhu udara panas dan kering, maka keluarnya serbuk sari berlangsgng cepat, sedangkan rambut pada tongkol keluamya lambat.
4. Bakal Biji
Bakal biji yang siap diserbuki ditandai dengan rambit yang memanjang dan keluar melalui sela-sela antar tongkol dan kelobot (pembungkus). Semakin banyak bunga betina yang siap untuk dibuahi, maka semakin bertambah jumlah rambut yang keluar melewati ujung tongkol jagung.
Fungsi tongkol jagung adalah sebagai tempat menempelnya calon biji, tempat menyimpan persediaan makanan, dan sebagai tempat lembaga muda (calon biji). Proses persarian bunga jagung berlangsung selama 12-28 jam. Serbuk sari tumbuh mencapai sel telur dalam bakal biji. Bersatunya sel telur dan sel jantan disebut pembuahan, yang diikuti dengan perkembangan biji. Mula-mula selama 7-10 hari, perkembangan biji berlangsung lambat, tetapi setelah itu berlangsung cepat secara linear sampai berat maksimal.
Pertumbuhan sejak keluar buanga jantan sampai dengan masaknya biji disebut pertumbuhan generatif. Lamanya pertimbuhan generatif berlangsung antara 50-55 hari, bergantung dari jenis atau varietas jagung dan kesuburan tanah. Setiap batang tanaman Jagung manis idealnya dipelihara satu tongkol, bergantung varietas dan kesuburan tanaman. Namun, kadeng-kadang ditemukan lebih dari satu tongkol pertanaman. Anak-anak tongkol yang tumbuh dibagian bawah sebaiknya dibuang. Buah jagung terdiri atas tongkol, biji, dan daun pembungkus. Biji jagung mempunyai bentuk, warna, dan kandungan endospeun yang bervariasi pada jenisnya. Pada umumnya, biji jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji. Biji Jagung manis terdiri atas tiga bagian utama, yaitu kulit biji (seed coat), endospeun, dan embrio. Biji jagung merupakan organ tanaman generatif untuk memperbanyak tanaman.
2.1.2 Kandungan Gizi
Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah :
- Kalori : 355 Kalori
- Protein : 92 g
- Lemak : 3,9 gr
- Karbohidrat : 73,7 gr
- Kalsium : l0 mg
- Fosfor : 256mg
- Ferum : 2,4m9
- Vitamin A : 510 SI
- Vitamin Bl : 0,38 mg
- Air : l2gr
Untuk ukuran yang sama, meski jagug mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah namun mempunyai kandungan protein yang lebih banyak.
BAB III
Syarat Tumbuh Tanaman Jagung
1) Keadaan Iklim
a) Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub0tropis/topis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS.
b) Pada lahan yang tidak beririgasi, pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata Pada fase pembungaan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam diawal musim hujan, dan menjelang musim kemarau.
c) Pertumbuhan tanaman jagung sangat membutuhkan sinar matahari. Sinar matahari yang baik mencapai l00 % (tempat terbuka). Tanaman jagung yang ternaungi, perturnbuhannya akan terhambat/ merana, dan memberikan hasil biji yang kurang baik bahkan tidak dapat membentuk buah.
d) Suhu yang dikehendaki tanaman jagung antara 2l-340 C, akan tetapi bagi pertumbuhan tanaman yang ideal memerlukan suhu optimum antaru 23-270 C. Pada proses perkecambahan benih jagung memerlukan suhu yang cocok sekitar 300C.
2) Tanah
a) Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal tanah harus gembur, subur dan kaya humus.
b) Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain: andosol (berasal dari gunung berapi), latosol, grumosol, tanah berpasir. Pada tanah-tanah dengan tekstur berat (grumosol) masih dapat ditanami Jagung dengan hasil yang baik denqan pengolahan tanah secara baik. Sedangkan untuk tanah dengan tekstur lempung/liat (latosol) berdebu adalah yang terbaik untuk pertunbuhannya
c) Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur hara tanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah pH antara 5,6 -7,5.
d) Tanaman jagung membutuhkan tanah dengan aerasi dan ketersediann air dalam kondisi baik.
e) Tanah dengan kemiringan kurang dari 8 % dapl ditanami jagung, karena disana kemungkinan terjadinya erosi tanah sangat kecil- Sedangkan daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras dahulu.
3) Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam di Indonesia mulai dari dataran rendah sampai di daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian optimum antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung.
3.1 Pedoman Teknis Budidaya
1. Persyaratan Benih
Benih yang akan digunakan sebaiknya beunutu tinggi, baik mutu genetik, fisik maupun fisiologinya. Berasal dari varietas unggul (daya tumbuh besar, tidak tercampur benih/varietas lain, tidak mengandung kotoran tidak tercemar hama dan penyakit). Benih yang demikian dapat diperoleh bila menggunakan benih bersertifikat. Pada umunnya benih yang dibutuhkan sangat bergantung pada kesehatan benih, kemurnian benih dan daya tumbuh benih. Penggunaan benih jagung hibrida biasanya akan menghasilkan produksi yang lebih tinggi. Tetapi jagung hibrida mempunyai beberapa kelemahan dibandingkan varietas bersari bebas yaitu harga benihnya yang lebih mahal dan hanya dapat digunakan maksimal 2 kali turunan dan tersedia dalnm jumlah terbatas. Beberapa varietas unggul jagung untuk dipilih sebagai benih adalah: Hibrida C l, Hibrida C 2, Hibrida Pioneer I, Pioneer 2, IPB 4, CPI-1, Kaliangga, Wiyasa, Arjuna Baster.
2. Penyiapan Benih
Benih dapat diperoleh dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertmbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil yang tongkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh klobot, dan tidak terserang oleh hama penyakit. Tongkol dipetik pada saat lewat fase matang fisiologi dengan ciri: biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tongkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul. Apabila benih akan disimpan dalam jangka lama setelah dikeringkan tongkol dibungkus dan disimpan dan disimpan di tempat kering. Dari tongkol yang sudah kering, diambil biji bagian tengah sebagai benih, Biji yang terdapat di bagian ujung dan pangkal tidak digunakan sebagai benih. Daya tumbuh benih harus lebih dari 90%, jika kurang dari itu sebaiknya benih diganti. Benih yang dibutuhkan edalah sebanyak 20-30 kg untuk setiap hektar.
3. Pengolahan Media Tanam
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuban akar. Melalui pengolahan tanah drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang zudah gembur hanya diolah secara umum,
a. Persiapan
Dilakukan dengan cara membalik tanah dan memecah bongkah tanah agar diperoleh tanah yang gembur untuk memperbaiki aerasi. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak lalu dihaluskan dan diratakan.
b. Pembukaan Lahan
Pengolahan Iahan diawali dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar. Abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan dan pengolahan tanah dengan bajak.
3.2 Teknik Penanaman
a) Penentuan Pola Tanaman
Pola tanam memiliki arti penting dalam sistem produksi tanaman. Dengan pola tanam ini berarti memanfaatkan dan memadukan berbagai komponen yang tersedia (agroklimat tanah tanaman, hama dan penyakit, keteknikan dan sosial ekonomi). Pola tanam di daerah tropis seperti di Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun dengan memperhatikan curah hujan (terutama pada daerah/lahan yang sepenuhnya tergantung dari hujan. Maka pemilihan jenis/varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan keadaan air yang tersedia ataupun curah hujan. Pola tanam yang biasa diterapkan adalah Tumpang sari (lntercropping), melakukan psnanaman lebih dari I tanamnn (umur sama atau berbeda). Contoh: tumpang sari sama umur seperti jagung dan kedelai; tumpang sari beda umur seperti jagung ketela pohon padi gogo.
b) Cara Penanaman
Pada jarak tanam 75 x 25 cm setiap lubang ditanam satu tanaman. Dapat juga digunakan jarak tanam 75 x 5O cm, setiap lubang ditanam dua tanaman. Tanaman ini tidak dapat tumbuh dengan baik pada saat air kurang atau saat air berlebihan. Pada waktu musim penghujan atau waktu musim hujan hampir berakhir, benih jagung ini dapat ditanam. Tetapi air hendaknya cukup tersedia selama pertumbuhan tanaman jagung. Pada saat penanaman sebaiknya tanah dalam keadaan lembab dan tidak tergenang. Apabila tanah kering perlu diairi dahulu kecuali bila diduga l-2 hari lagi hujan akan turun. Pembuatan lubang tanaman dan penanaman biasanya memerlukan 4 orang (2 orang membuat lubang, 1 orang memasukkan benih, 1 orang lagi memasukan pupuk dasar dan menutup lubang). Jumlah benih yang dimasukkan per lubang tergantung yang dikehendaki, bila dikehendaki 2 tanaman per lubang maka benih yang dimasukkan 3 biji per lubang, bila dikehendaki 1 tanaman per lubang, maka benih yang dimasukkan 2 butir benih per lubang.
c) Lain-lain
Di lahan sawah irigasi, jagung biasanya ditanam pada musim kemarau. Di sawah tadah hujan, ditanam pada akhir musim hujan. Di lahan kering ditanam pada awal musim hujan dan akhir musim hujan.
• Pemeliharaan
1) Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman sedangkan yang dikehendaki hanya 2 atau l, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dari jenis yang sama Waktu penyulaman paling lambat dua minggu setelah tanam.
2) Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu (gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkram tanah. Hal ini biasanya dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3) Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk memperkokoh posisi batang sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga untuk menutup akar yang bermunculan di atas peunukaan tanah karena adanya aerasi. Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu bersamaan dengan waktu pemupukan. Caranya tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang. Untuk efisiensi tenaga biasanya pembubunan dilakukan bersama dengan penyiangan kedua yaitu setelah tanaman berumur 1 bulan.
4) Pemupukan
Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCI sebanyak 50- l00 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap kedua (pupuk susulan 1), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4 minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
5) Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tenah telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
6) Waktu Penyemprotan Pestisida
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang dapat mernbahayakan proses produksi Jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu pestisida yang dipakai mtuk mengendaliknn ulat. Pelaksanaan penyemprotan hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang menyerang sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.
7) Hama dan Penyakit
1. Hama
a. Lalat bibit
(Atherigona exigua Stein) Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab: lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung kuning kehijauan bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat 3-3,5 mm. Pengendalian: (1) penanaman serentak dan penerapan pergiliran tanaman. (2) tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnahkan. (3) Sanitasi kebun. (4) semprot dengan PESTONA
b. Ulat Pemotong
Gejala: tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah, ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya, akibatnya tanaman yang masih muda roboh. Penyebab: beberapa jenis ulat pemotong: Agrotis ipsilon; Spodoptera litura, penggerek batang jagung (Ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (Helicoverpa armigera).
Pengendalian: (1) Tanam serentak atau pergiliran tanaman; (2) cari dan bunuh ulat-ulat tersebut (biasanya terdapat di dalam tanah); (3) Semprot PESTONA, VITURA atau VIREXI.
2. Penyakit
a. Penyakit bulai (Downy mildew)
Penyebab: cendawan Peronosclerospora maydis dan P. javanica serta P. philippinensis, merajalela pada suhu udara 270 C ke atas serta keadaan udara lembab. Gejala: (1) umur 2-3 minggu daun runcing, kecil, kaku, pertumbuhan batang terhambat, warna menguning, sisi bawah daun terdapat lapisan spora cendawan warna putih; (2) umur 3-5 minggu mengalami gangguan pertumbuhan, daun berubah warna dari bagian pangkal daun, tongkol berubah bentuk dan isi; (3) pada tanaman dewasa, terdapat garis-garis kecoklatan pada daun tua. Pengendalian: (1) penanaman menjelang atau awal musim penghujan; (2) pola tanamdan pola pergiliran tanaman, penanaman varietas tahan; (3) cabut tanaman terserang dan musnahkan; (4) Preventif diawal tanam dengan GLIO
b. Penyakit bercak daun (Leaf bligh)
Penyebab: cendawan Helminthosporium turcicum. Gejala: pada daun tampak bercak memanjang dan teratur berwarna kuning dan dikelilingi warna coklat, bercak berkembang dan meluas dari ujung daun hingga ke pangkal daun, semula bercak tampak basah, kemudian berubah warna menjadi coklat kekuning-kuningan, kemudian berubah menjadi coklat tua. Akhirnya seluruh permukaan daun berwarna coklat. Pengendalian: (1) pergiliran tanaman. (2) mengatur kondisi lahan tidak lembab; (3) Prenventif diawal dengan GLIO
c. Penyakit karat(Rust)
Penyebab: cendawan Puccinia sorghi Schw dan P.polypora Underw. Gejala: pada tanaman dewasa, daun tua terdapat titik-titik noda berwarna merah kecoklatan seperti karat serta terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan, serbuk cendawan ini berkembang dan memanjang. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) menanam varietas tahan terhadap penyakit; (3) sanitasi kebun; (4) semprot dengan GLIO.
d. Penyakit gosong bengkak (Corn smut/boil smut)
Penyebab: cendawan Ustilago maydis (DC)Cda, Ustilago zeae (Schw) Ung, Uredo zeae Schw, Uredo maydis DC. Gejala: masuknya cendawan ini ke dalam biji pada tongkol sehingga terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall), pembengkakan ini menyebabkan pembungkus rusak dan spora tersebar. Pengendalian: (1) mengatur kelembaban; (2) memotong bagian tanaman dan dibakar; (3) benih yang akan ditanam dicampur GLIO dan POC NASA .
e. Penyakit busuk tongkol dan busuk biji
Penyebab: cendawan Fusarium atau Gibberella antara lain Gibberella zeae (Schw), Gibberella fujikuroi (Schw), Gibberella moniliforme. Gejala: dapatdiketahui setelah membuka pembungkus tongkol, biji-biji jagung berwarna merah jambu atau merah kecoklatan kemudian berubah menjadi warna coklat sawo matang. Pengendalian: (1) menanam jagung varietas tahan, pergiliran tanam, mengatur jarak tanam, perlakuan benih; (2) GLIO di awal tanam. Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
3.3 Panen
Ciri dan Umur Panen: Umur panen 86-96 hari setelah tanam. Jagung untuk sayur (jagung muda, baby corn) dipanen sebelum bijinya terisi penuh (diameter tongkol 1-2 cm), jagung dipanen ketika malang susu dan jagung untuk beras jagung, pakan ternak, benih, tepung dll dipanen jika sudah malang fisiologis. Jagung siap dipanen jika klobot sudah mengering dan berwarna coklar muda, biji mengkilap, dan bila ditekan dengan kuku tidak membekas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok.
4.2 Saran
Apabila melakukan penanaman, sebaiknya memperhatikan terlebih dahulu jenis tanaman yang akan ditanam, media atau tempat menanam. Karena kebutuhan tanaman akan unsur hara dan bahan organik berbeda-beda, begitu pula dengan tanah mengandung unsur hara yang berbeda pula, sehingga pemberian pupuk pada tanah dan tanaman berbeda-beda.
DAFTAR PUSTAKA
- Budidaya Kedelai dan Jagung. Palangkaraya. Departemen Pertanian. Capricorn Indo Consult. (1998).
- AAK. (1993). Teknik Bercocok Tanam Jagung. Yogyakarta. Kanisius.
- Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (1998).
- Studi Tentang Agroindustri & Pemasaran JAGUNG & KEDELAI di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (1988).Bogor
- Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Saenong, Sania. (1988).
- Teknologi Benih Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Sutoro, Yogo Sulaeman, Iskandar. (1988).
- Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
- Warisno (1998). Budidaya Jagung Hibrida. Yogyakarta. Kanisius.
- http://sawitwatch.or.id/download/manual%20dan%20modul/153_Budi%20Daya%20Jagung.pdf
- http://tokoilmulo.blogspot.com/2014/09/makalah-teknologi-budidaya-aneka.html
Baca Juga : Makalah Agrinisnis Tanaman Jagung
0 Response to "Makalah Budidaya Tanaman Jagung"
Post a Comment
Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, bila ada kesulitan silahkan bertanya