Makalah Kapasitas Paru - Paru

 I. JUDUL 

Kapasitas Paru - Paru

II.  TUJUAN

Untuk Mengukur Volume Udara yang keluar masuk paru - paru

III.  DASAR TEORI

Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki alat pernapasan dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. (Waluyo,2010:219)

Pernapasan ialah mengambil oksigen dari udara dan mengantarkannya ke jaringan. Oksigen itu dipakai untuk oksidasi glukosa, sehingga keluar energi dalam ikatan fosfat (ATP). Ada makhluk yang tak membutuhkan oksigen dari udara sebagai oksidator, disebut bernapas secara anaerobis(tanpa udara). Sedangkan makhluk yang membutuhkan oksigen sebagai oksidator zat makanan untuk memnghasilkan energi disebut bernapas secara aerobis (dengan udara). Sesungguhnya kedua cara bernapas itu bisa terjadi dalam satu individ, seperti terdapat pada hewan tinggi(Mamalia). Jika oksigen kurang atau tak ada, jaringan dapat bernapas secara anaerobis. Reaksi kimia yang terjadi pada saat makanan itu itu disebut reaksi Embden-Meyerhorf, dan ATP yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang terjadi kalau bernapas secara aerobis. (Yatim,1987:223)

1.  Sistem Pernapasan Pada Manusia

Organ-organ pernapasan yang dimilki oleh manusia meliputi semua struktur yang menghubungkan udara dari dan ke paru-paru. Organ tersebut antara lain:

a.         Hidung

Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung. Rongga hidung banyak memiliki kapiler darah dan selalu lembab dengan adanya lendir yang dihasilkan oleh mukosa. Di dalam hidung udara disaring dari benda-benda asing yang tidak berupa gas agar tidak masuk ke paru-paru.

b.        Faring

Faring merupakan ruang di belakang rongga hidung yang merupakan jalan masuknya udara dari rongga hidung. Pada ruang tersebut terdapat kleb(epiglotis) yang berfungsi mengatur pergantian perjalanan udara pernapasan dan makanan.

c.         Laring

Laring/pangkal batang tenggorokan/kotak suara. Laring terdiri atas tulang rawan yaitu jakun, epiglotis, tulang rawan penutup dan tulang rawan trikoid(cincin stempel) yang letaknya paling bawah. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam.

d.        Trakea

Trakea atau batang tenggorokan merupakan pita yang tersusun atas otot polos dan tulang rawan yang berbentuk huruf “C” pada jarak yang sangat teratur. Dinding trakea tersusun atas tiga lapisan jaringan epitel yang dapat menghasilkan lendir yang berguna untuk menangkap dan mengembalikan benda-benda asing kehulu saluran pernapasan sebelum masuk ke paru-paru bersama udara pernapasan.

e.         Bronkus

Merupakan batang cabang tenggorokan yang jumlahnya sepasang, yang satu menuju ke paru-paru kiri dan yang satunya menuju ke paru-paru kanan. Dinding bronkus terdiri atas lapisan jaringan ikat, lapisan jaringan epitel, otot polos dan cincin tulang rawan. Kedudukan bronkus yang menuju ke kiri lebih mendatar daripada ke kanan. Hal ini merupakan salah satu sebab mengapa paru-paru kanan lebih mudah terserang penyakit.

f.         Bronkiolus

Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis. Bronkeolus bercabang-cabang menjadi bagian yang lebih halus.

g.        Alveolus

Saluran akhir dari saluran pernapasan yang berupa gelembung-gelembung udara. Dinding alveolus sangat tipis setebal selapis sel, lembab dan berdekatan dengan kapiler-kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas. Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah sedangkan pertukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas.

h.        Paru-paru

Paru-paru terletak dalam rongga dada dibatasi oleh otot dada dan tulang rusuk, pada bagian bawah dibatasi oleh otot diafragma yang kuat. Paru-paru merupakan himpunan dari bronkeolus, saccus alveoris dan alveolus. Diantara selaput dan paru-paru terdapat cairan limfa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru pada saat mengembang dan mengempis. Mengembang dan mengempisnya paru-paru disebabkan karena adanya perubahan tekanan rongga dada. Paru-paru kanan berlobus tiga dan bronkus kanan bercabang tiga. Paru-paru kiri berlobus dua dan bronkus kiri bercabang dua serta posisinya mendatar. Paru-paru dibungkus oleh lapisan pleura yang berfungsi menghindari gesekan saat bernafas. (Waluyo,2010:235)

Paru berada dalam kantung jaringan pengikat yang tipis, pleura. Selaput yang menyelaputi paru langsung disebut visceral pleura(pleura dalam), sedangkan yang menyelaputi rongga dada sebelah ke tulang rusuk disebut parietal pleura(pleura luar). Rongga antara kedua selaput ini berupa sebuah kantung disebut rongga pleura, berisi cairan tubuh. Rongga dada dipisahkan dari rongga perut oleh diafragma. Dalam rongga dada terdapat jantung dan paru bersama tenggorok, rongkongan dan pembuluh darah. Diafragma itu selain mengandung penerusan selaput dalam rongga tubuh juga mengandung otot lurik. Di bagian tengah terdiri dari jaringan pengikat dan di pinggiran dan yang melekatkannyake dinding tubuh berotot. (Yatim,1987:233)

2. Mekanisme pernapasan manusia

Pernapasan pada manusia dapat digolongankan menjadi 2 yaitu:

a.         Pernapasan dada

Pada pernapasan dada otot yang berperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang rusuk dapat dibedakan menjadi dua yaitu otot tulang rusuk luar yang berfungsi menurunkan atau mengembalikan tulang rususk ke posisi semula. Bila otot tulang antar rusuk luar berkontraksi maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada bertambah besar. Bertambah besarnya akan menyebabkan tekanan dalam rongga dada lebih kecil daripada tekanan luar rongga dada. Karena tekanan udara kecil pada rongga dada menyebabkan aliran udara mengalir dari luar tubuh dan masuk ke dalam tubuh, prosesini disebut proses ‘inspirasi’. Sedangkan pada proses ekspirasi terjadi apabila kontraksi dari otot dalam, tulang rusuk kembali ke posisi semula dan menyebabkan tekanan udara di dalam tubuh meningkat. Sehingga udara dalam paru-paru tertekan dalam rongga dada dan aliran udara terdorong ke luar tubuh, proses ini disebut ‘ekspirasi’.

b.         Pernapasan perut

Pada pernapasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal ini menyebabkan volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke paru-paru(inspirasi). Bila otot diafragma bereaksi dan otot dinding perut berkontraksi, isi rongga perut akan mendesak ke diafragma sehingga diafragma cekung ke arah rongga dada. Sehingga volume rongg dada mengecil dan tekanannya meningkat. Meningkatnya tekanan rongga dada menyebabkan isi rongga paru-paru terdesak ke luar dan terjadilah proses ekspresi. (Waluyo,2010:239)

Volume udara pernapasan

Secara garis besar volume udara pernapasan dapat dibedakan menjadi 6 yaitu:

a.        Volume tidal(tidal volume)

Volume udara pernapasan (inspirasi) biasa, yang besarnya 500 cc atau  500 ml.

b.        Volume cadangan inspirasi/ udara komplementer

Volume udara yang masih dapat dimasukkan secara maksimal setelah bernafas (inspirasi) biasa, yang besarnya  1500 cc atau  1500 ml.

c.         Volume cadangan ekspirasi/udara suplementer

Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara maksimal setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) biasa, yang besarnya  1500 cc atau  1500 ml.

d.        Volume sisa / residu

Volume udara yang masih tersisa dalam paru-paru setelah mengeluarkan nafas (ekspirasi) maksimal, yang besarnya  1000 cc atau  1000 ml.

e.         Kapasitas vital(vital cavasity)

Volume udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mungkin juga, yang besarnya  3500 cc atau  3500 ml.

Jadi, kapasitas vital = V tidal + V cadangan inspirasi + V cadangan ekspirasi.

f.  Volume total paru-paru(total lung volume)

Volume udara yang dapat ditampung paru-paru semaksimal mungkin, yang besarnya  4500 cc atau  4500 ml. (Waluyo,2010:241)

Volume dan kapasitas seluruh paru pada wanita kira-kira 20 sampai 25 persen lebih kecil daripada pria dan lebih besar lagi pada orang yang atletis dan bertubuh besar daripada orang yang bertubuh kecil.(Guyton,2007:500)

Metode sederhana untuk mempelajari ventilasi paru adalah dengan mencatat volume udara yang masuk dan keluar paru-paru, suatu proses yang disebut spirometer. Spirometer ini terdiri dari sebuah drum yang di balikkan di atas bak airdan drum tersebut diimbangi oleh suatu beban. Dalam drum terdapat gas untuk bernapas, biasanya udara atau oksigen dan sebuah pipa yang menghubungkan mulut dengan ruang gas. Apabila seseorang bernapas dari dan ke dalam ruang ini, drum akan naik turun dan terjadi perekaman yang sesuai di atas gulungan kertas yang berputar. (Guyton,2007:499)

3. Frekuensi pernapasan

Gerakan pernapasan diatur oleh pusat pengendali di otak, sedangkan aktifitas saraf pernapasan dirangsang oleh stimulus dari karbondioksida (CO2). Pada umumnya manusia mampu bernapas 15 – 18 kali tiap menitnya. Cepat atau lambatnya bernapas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Faktor umur

Semakin bertambah usia seseorang, maka semakin rendah frekuensi pernapasannya.

b. Jenis kelamin

Laki-laki umumnya bernapas lebih pelan daripada perempuan ini dikarenakan volume paru-paru laki-laki lebih besar daripada perempuan. Namun kadar O2 yang dibutuhkan oleh laki-laki lebih besar daripada perempuan, itu karena pada umumnya liki-laki lebih banyak bergerak daripada perempuan.

c. Suhu tubuh

Hal ini berhubungan dengan proses metabolisme tubuh, semakin tinggi suhu tubuhnya semakin tinggi pula frekuensi pernapasannya.

d. Posisi tubuh

Pada saat berdiri frekuensi pernapasan lebih besar, karena energi yang digunakan untuk menopang tubuh lebih banyak. Pada posisi duduk, frekuensi pernapasan lebih menurun, karena energi yang digunakan untuk menyangga tubuh merata oleh tubuh.

e. Kegiatan tubuh

Orang yang banyak melakukan kegiatan frekuensi pernapasannya akan meningkat karena akan lebih banyak memerlukan energi. Dibandingkan dengan orang yang melakukan sedikit kegiatan, jelas frekuensi pernapasannya akan lebih rendah karena lebih sedikit memerlukan energi. (Waluyo,2010:242)

Setelah bekerja berat seperti berlari atau olahraga, maka laju pernapasan akan lebih cepat. Pada saat menghembuskan nafas sejumlah CO2 dilepaskan. (Waluyo,1993:44)

4. Sistem Pernapasan Pada Hewan

Pada respirasi dari hewan vertebrata darat, terjadi penarikan dan pengeluaran udara dalam mekanisme respirasinya. Komposisi udara yang diisap dapat dianggap sama dengan atmosfer di luar tubuh, sedangkan udara yang dikeluarkan dari paru-paru mengandung O2 yang lebih sedikit dan CO2 yang lebih banyak. Dengan cara yang sederhana, dapat ditunjukkan bahwa kandungan CO2 dalam udara yang dikeluarkan dari paru-paru adalah lebih tinggi dari udara di atmosfer. Laju respirasi dari hewan sangat dipengaruhi oleh aktifitas dari hewan tadi pada waktu dilakuakan pengukuran. Makin banyak dan makin cepat gerakan, makin tinggi pula laju respirasinya. Faktor lain yang juga sangat mempengaruhi laju pernapasan hewan adalah suhu lingkungan. Pengaruh perbedaan suhu ini, untuk hewan berdarah padas akan memberi respons yang berbeda bila dibandingkan dengan hewan berdarah dingin. (Parjatmo,1987:103)

Amphibi memilki dua organ respirasi utama yaitu kulit dan paru-paru. Larva katak bernapas dengan insang dan kulit, sedangkan katak bernapas dengan paru-paru, rongga mulut dan kulit. Sistem pernapasan terdiri atas celah tekak (celah glotis) yang diapit oleh sepasang rawan aritenid  yang merupakan bagian dari laring. Trachea pendek seklai langsung bercabang menjadi sepasang bronkus yang bercabang-cabang  lagi dalam paru-paru.

Ikan bernapas dengan insang. Insang tersebut terdiri atas filamen insang, lengkung insang dan tapis insang. Proses pengambilan gas O2 pelepasan CO2 terjadi pada filamen insang karena adanya sistem kapiler. (Waluyo dkk,2013:14)

IV.   METODE PENELITIAN

1.      Alat 

a)      Bak besar

b)      Botol besar bervolume 2 liter

c)      Pipa plastik (selang)

d)     Timbangan berat badan

e)      Alat ukut (mit line)

2.      Bahan 

a)      Air secukupnya

3.      Cara Kerja

Skala dibuat pada botol besar dari 0 – 0,25 – 0,5 – 0,75 – 1 – 1,25 – 1,5 dan seterusnya dengan menggunakan gelas ukur, Botol besar diisi lalu dibalikPipa plastik dipasang seperti gambar, Menarik napas sedalam-dalamnya dan kemudian dihembuskan sekuat-kuatnya lewat mulut dan volumenya dibaca. Praktikan disuruh untuk melakukan gerak badan misalnya lari-lari mengelilingi lapangan atau ruangan. Menarik napas sedalam-dalamnya dan kemudian dihembuskan sekuat-kuatnya lewat mulut dan volumenya dibaca

Kapasitas sebelumnya dibandingkan dengan kapasitas sesudah olahraga 

V. HASIL PENGAMATAN

tabel hasil pengamatan kapasitas paru - paru
VI.KESIMPULAN
  1. Kapasitas vital paru-paru adalah udara yang dapat dikeluarkan semaksimal mungkin setelah melakukan inspirasi semaksimal mukngkin
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya kapasitas vital paru-paru adalah faktor umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan, lingkar dada dan aktivitas tubuh. Serta suhu tubuh juga mempengaruhi kapasitas vital paru-paru orang.


DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur C dan John . E. Hall . 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta : EGC

Parjatmo,Widjojo.1987.Panduan Praktikum Biologi Umum 1.Bandung : Angkasa

Waluyo,Joko .1993.Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember : unej

Waluyo,Joko dkk.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej

Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum. Jember : unej

Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsito

Baca juga : 

0 Response to "Makalah Kapasitas Paru - Paru"

Post a Comment

Silahkan berkomentar dengan baik dan sopan, bila ada kesulitan silahkan bertanya