Makalah Pemantapan Kemampuan Mengajar Pada Anak Usia Dini tentang Elaborasi/Pengebangan Mata Pelajaran


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. 

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.



Ciamis, Desember 2012
Penyusun



DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Permasalahan 2
1.3. Tujuan Penulisan Makalah 2

BAB II PEMBAHASAN 
BAB III PENUTUP 
2.1. Kesimpulan 17
2.2. Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18 


BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 

Pembelajaran elaborasi adalah pembelajaran yang menambahkan ide tambahan berdasarkan apa yang seseorang sudah ketahui sebelumnya (Ormrod, 2006). Elaborasi adalah mengasosiasikan item agar dapat diingat dengan sesuatu yang lain, seperti frase, adegan , pemandangan, tempat, atau cerita (Papalia, 2004). Pembelajaran ini efektif digunakan apabila ide yang ditambahkan sesuai dengan penyimpulan. Implikasi dari strategi belajar ini adalah mendorong siswa untuk menyelami informasi itu sendiri, misalnya untuk menarik kesimpulan dan berspekulasi tentang implikasi yang mungkin. Anak-anak menggunakan prior knowledge-nya sehingga ide baru dapat meluas, dengan demikian dapat menyimpan informasi lebih banyak daripada yang disajikan sebenarnya. Elaborasi jelas membantu siswa belajar dan mengingat materi dalam kelas lebih efektif daripada jika tidak. Anak-anak mulai mengelaborasi pengalamannya sejak awal masa preschool (Fivush, Haden, & Adam, 1995 dalam Ormrod, 2006). Contoh dari penggunaan elaborasi adalah ketika seorang anak berusia 11 tahun mengingat barisan staff musical (E, G, B, D,F) dengan cara mengasosiasikan mereka dengan frase “Every Good Boy Does Fine”.

Teori Elaborasi secara exclusive membicarakan mengenai macro level yang menggambarkan metode yang berkaitan dengan hubungan beberapa ide, seperti bagaimana merangkaikan ide-ide tersebut. Pada halaman ini akan digambarkan tiga macam metode pembelajaran: organisasional, delivery, dan management. Teori Elaborasi tidak berhubungan dengan strategic delivery dan management, walaupun itu merupakan variabel penting yang dibutuhkan untuk digabungkan kedalam beberapa teori dan model pembelajaran. Jika akan digunakan secara optimal dan menyeluruh untuk pengembangan pembelajaran dan perencanaan.

Teori elaborasi hanya berkaitan dengan strategi organisasional pada macro level. Teori ini memulai pengajaran dengan memberikan penjelasan yang bersifat umum, sederhana, mendasar tetapi tidak abstrak. Teori ini juga menggambarkan penggunaan rangkaian prerequisit dari bagian yang sederhana menuju rangkaian yang lebih compleks, dan memberikan tinjauan serta kesimpulan dengan cara sistimatis.

Bagian penting yang berhubungan dengan materi subyek adalah learning prerequisit. Konsep dari learning prerequisit meliputi fakta pengetahuan yang harus diperoleh sebelum pengetahuan lain diperoleh. Sekumpulan learning prerequisit dinamakan learning hierarchy.




1.2. Rumusan Permasalahan 

Dari uraian di atas maka penulis mengemukakan rumusan masalah adalah sebagai berikut :
“Apakah dengan menerapkan model pembelajaran elaborasi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang perpaduan mata pejaran Matematika dengan Sains untuk Anak Usia Dini?”

1.3. Tujuan Penulisan Makalah 

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengtetahui peningkatan prestasi belajar siswa tentang perpaduan mata pejaran Matematika dengan Sains pada Anak Usia Dini dengan menerapkan model pembelajaran elaborasi

BAB II
PEMBAHASAN

Elaborasi

Kognitivisme memiliki beberapa cabang ilmu, di antaranya teori asimilasi, atribusi, pertunjukkan komponen, elaborasi, mental model, dan pengembangan kognitif. Teori elaborasi adalah teori mengenai desain pembelajaran dengan dasar argumen bahwa pelajaran harus diorganisasikan dari materi yang sederhana menuju pada harapan yang kompleks dengan mengembangkan pemahaman pada konteks yang lebih bermakna sehingga berkembang menjadi ide-ide yang terintegrasi. Pengertian ini dirumuskan Charles Reigeluth dari Indiana University dan koleganya pada tahun 1970-an. Konsep ini memiliki tiga kata kunci yang fokus pada urutan elaborasi konsep, elaborasi teori, dan penyederhanaan kondisi. 

Pembelajaran dimulai dari konsep sederhana dan pekerjaan yang mudah. Bagaimana mengajarkan secara menyeluruh dan mendalam, serta menerapkan prinsip agar menjadi lebih detil. Prinsipnya harus menggunakan topik dengan pendekatan spiral. Sejumlah konsep dan tahapan belajar harus dibagi dalam “episode belajar”. Selanjutnya siswa memilih konsep, prinsip, atau versi pekerjaan yang dielaborasi atau dipelajari.

Pendekatan elaborasi berkembang sejalan dengan tumbuhnya perubahan paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa sebagai kebutuhan baru dalam menerapkan langkah-langkah pembelajaran. Dari pikiran Reigeluth lahirlah desain yang bertujuan membantu penyeleksian dan pengurutan materi yang dapat meningkatkan pecapaian tujuan. Para pendukung teori ini juga menekankan pentingnya fungsi-fungsi motivator, analogi, ringkasan, dan sintesis yang membantu meningkatkan efektivitas belajar. Teori ini pun memberikan perhatian pada aspek kognitif yang kompleks dan pembelajaran psikomotor. Ide dasarnya adalah siswa perlu mengembangkan makna kontekstual dalam urutan pengetahuan dan keterampilan yang berasimilasi. 

Menurut Reigeluth (1999), teori elaborasi mengandung beberapa nilai lebih, seperti di bawah ini :

  • Terdapat urutan instruksi yang mencakup keseluruhan sehingga memungkinkan untuk meningkatkan motivasi dan kebermaknaan. 
  • Memberi kemungkinan kepada pelajar untuk mengarungi berbagai hal dan memutuskan urutan proses belajar sesuai dengan keinginannya.
  • Memfasilitasi pelajar dalam mengembangkan proses pembelajaran dengan cepat.
  • Mengintegrasikan berbagai variabel pendekatan sesuai dengan desain teori.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan 

Teori elaborasi mengajukan tujuh komponen strategi yang utama, (1) urutan elaborasi (2) urutan prasyarat belajar (3) ringkasan (4) sintesis (5) analogi (6) strategi kognitif, dan (7) kontrol terhadap siswa. Komponen terpenting yang melandasi semua itu adalah perhatian.


3.2. Saran 

Semua stratregi itu harus berlandaskan pada materi dalam bentuk konsep, prosedur, dan prinsip. Hal itu terkait erat dengan proses elaborasi yang berkelanjutan, melibatkan siswa dalam pengembangan ide atau keterampilan dalam aplikasi praktis. Strategi ini memungkinkan siswa untuk menambahkan sendiri ide dalam menguatkan pengetahuannya. Contoh yang tepat untuk ini adalah peserta didik yang memiliki daftar contoh konsep atau sifat yang dapat bermanfaat.

DAFTAR PUSTAKA
  • http://guruidaman.blogspot.com/2011/11/model-pembelajaran-elaborasi.html
  • http://gurupembaharu.com/home/elaborasi-eksplorasi-dan-konfirmasi/
  • http://ramlannarie.blogspot.com/2011/07/pembelajaran-dengan-eksplorasi.html